Jumat, 20 Maret 2015

Jenis-Jenis Perisai pada Abad Pertengahan




Di sepanjang sejarah, manusia telah menghadapi berbagai macam perang, kekerasan telah menjadi ciri manusia. Bahkan, manusia, secara alami, juga memiliki keinginan untuk melindungi diri dari ancaman. Untuk itulah, manusia kemudian menciptakan perisai.




Seperti halnya setiap item yang pernah diciptakan, perisai dimulai sebagai instrumen mentah. Perbaikan terhadap desain dan konstruksi kemudian diadakan secara bertahap dan selama periode abad pertengahan, perisai telah menjadi sebuah karya seni. Bentuk dan fungsinya semakin bervariasi.

Tidak ada perisai abad pertengahan yang dibuat sama. Masing-masing perisai bersifat personal untuk digunakan pada fungsi tertentu saja sehingga antara satu perisai dengan perisai lainnya terdiri dari bahan yang berbeda dan dibuat dengan cara yang unik. Namun, bahan yang paling umum digunakan adalah kayu dan kulit binatang. Ketika abad pertengahan semakin berkembang, logam kemudian menjadi bahan pilihan untuk membuat perisai.

Mengingat sifatnya yang personal, maka penggunaanya tergantung kepada si prajurit. Jika prajurit mengandalkan senjata dan baju besi yang berat, perisai akan dibuat kecil dan ringan. Seorang ksatria dengan badan dipenuhi armor juga tidak mungkin membawa perisai panjang. Begitu pula dengan seorang pemanah yang memakai baju besi sangat sedikit akan disesuaikan tinggi lebar perisainya agar gerakannya tetap cepat. 




Di awal abad pertengahan bentuk baju besi dan perisai masih terlihat kasar. Logam belum digunakan secara luas sehingga keduanya umumnya terbuat dari kulit kayu dan hewan. Ketika kemajuan teknologi memungkinkan pengembangan baju besi dan senjata, kebutuhan akan perisai baru kian dibutuhkan. Bentuk dan ukuran perisai disesuaikan. Fitur-fitur baru, seperti pegangan ditambahkan agar perisai lebih praktis digunakan dalam pertempuran. Strategi peperangan yang terus berkembang juga mengharuskan revisi terhadap desain perisai. Mari sekarang kita lihat beberapa jenis perisai yang paling umum digunakan selama abad pertengahan.




1. Perisai Layang-layang




Ketika perisai abad pertengahan umumnya ringan dan kecil, perisai layang-layang justru berukuran besar. Perisai ini mulai dipakai sekitar abad ke-10. Dengan bentuk yang melebar di bagian atas dan meruncing ke arah bawah, perisai layang-layang diharapkan dapat melindungi kaki depan prajurit saat bergelut di medan pertempuran. Banyak perisai layang-layang memiliki lengkungan berjenjang sehingga akan sesuai dengan kontur tubuh prajurit.

Sebuah inovasi kemudian merambah perisai layang-layang di mana lampiran enarmes ditambahkan di bagian belakang perisai tersebut. Enarmes adalah tali kulit yang memungkinkan ksatria atau tentara untuk menyampirkan perisai di lengannya ketimbang memegang perisai. Secara fungsional, enarmes sangat meningkatkan kemungkinan bagi para prajurit tetap berperisai, suatu pertimbangan penting ketika berada dalam suatu pertempuran.

Salah satu catatan tentang penggunaan perisai layang-layang ditampilkan di Bayeux Tapestry, abad pertengahan yang mencatat invasi Norman tahun 1066 M. Dengan demikian, perisai layang-layang berhubungan dengan gaya baju besi dan peperangan Norman abad pertengahan, sebuah gaya yang sangat bergantung pada kavaleri.




2. Perisai Pemanas




Pada abad ke-13, baju besi mengalami peningkatan dalam efektivitas dan daya tahan sehingga dapat mengimbangi dan menambah kemampuan defensif perisai. Perisai pemanas adalah versi revisi dari perisai layang-layang. Baju besi di akhir abad pertengahan memperbolehkan perisai layang-layang dibuat lebih kecil dan mengingat bentuknya, maka sejarawan kemudian menjulukinya perisai "pemanas."

Perisai jenis ini secara luas diakui sebagai jenis yang diembel-embeli dengan simbol-simbol abad pertengahan. Tetapi, seiring dengan peningkatan efektifitas baju besi, penggunaan perisai pemanas mengalami penurunan. Selanjutnya, perisai pemanas hanya digunakan untuk tujuan seremonial pada periode akhir abad pertengahan.




3. Perisai Buckler




Perisai ini digunakan umumnya digunakan oleh para prajurit jalan kaki selama periode akhir abad pertengahan. Ukurannya berkisar antara 6 dan 18 inci dengan diameter dan dicengkerang dengan satu tangan karena ukurannya yang kecil. Meski mayoritas berbentuk bulat, namun ada pula beberapa perisai yang berbentuk persegi panjang. 


Karena ukurannya yang kecil, maka ada kemungkinan untuk membuatnya dari bahan yang lebih berat. Perisai buckler banyak yang dibuat dari logam atau dilekati logam. Perisai ini terbukti menjadi pertahanan yang cukup efektif bila dikombinasikan dengan pedang pendek dalam pertempuran jarak dekat. Sebaliknya, akan keteteran saat berhadapan dengan senjata rudal, seperti panah.





4. Perisai Targe




Variasi dari perisai bulat abad pertengahan ini identik dengan prajurit Skotlandia. Bentuknya lebih besar dari perisai buckler, tapi digunakan dengan cara yang sama. Perisai ini umumnya terbuat dari kayu dan ditutupi dengan kulit sapi hitam. Konstruksi dan dekorasinya pun rumit. Di mana bagian depannya menampilkan pola-pola Celtic yang rumit.




5. Perisai Pavise




Jenis terakhir perisai abad pertengahan ini disebut pavise. Paling sering digunakan oleh pemanah, pavise berbentuk besar dan cembung untuk digunakan sebagai pelindung tubuh. panah dari para pemanah yang berlawanan, dan pavise melayani tujuan yang mengagumkan. 


Diyakini bahwa ketika pemanah memilih posisinya, pavise ditanam di tanah dengan menggunakan paku yang dilekatkan di bagian bawah perisai sehingga pemanah mampu menembak dengan berdiri, mengisi panah dan merentangkan busur dengan berjongkok di belakang pavise.

Luasnya permukaan pavise juga memungkinkan para seniman menggunakannya sebagai kanvas. Banyak pavise abad pertengahan yang memiliki lukisan lambang kota dan ikon agama. Disbanding perisai-perisai lainnya, pavise lebih lama digunakan karena panah tetap digunakan sepanjang periode abad pertengahan sampai penemuan dan penggunaan bubuk mesiu dan senjata api pada abad ke-18.







.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon