Tampilkan postingan dengan label Spesial. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Spesial. Tampilkan semua postingan

Minggu, 08 Februari 2015

Ksatria Hospitaller



Knight Hospitaller, dikenal juga sebagai Ordo Hospitaller, adalah sekelompok tentara yang ditugaskan menjaga sebuah rumah sakit di Yerusalem yang didirikan oleh Gerard Blessed sekitar tahun 1023 M. Hospitaller juga terkenal dengan simbol salib putihnya.





Disana ada 2 ordo ksatria besar yang tumbuh berkembang: yaitu Ordo Santo Yohanes dan Ordo Santo Lazarus.

Kaum Hospitaller berkembang oleh karena kinerjanya di rumah sakit milik Almafi (sebuah kerajaan kecil di Italia) yang terletak di distrik Muristan, Yerusalem. untuk memberikan pelayanan bagi kaum gereja, orang sakit dan para peziarah Tanah Suci yang terluka. Setelah dikuasainya Yerusalem oleh tentara Kristen Barat di tahun 1099 M selama masa Perang Salib I, kelompok ini menjadi sebuah Ordo Keagamaan dan Ordo Militer yang diberikan tugas untuk menjaga dan mempertahankan Tanah Suci.




Setelah Perang Salib IX dimana Tanah Suci direbut kembali oleh tentara Muslim, ordo ini beroperasi dari Pulau Rodos, dimana wilayah itu adalah wilayah merdeka, dan kemudian dari Pulau Malta dimana mereka menjadi negara bawahan dibawah Raja negara bagian Spanyol di Sisilia.

Kekuatan ordo ini dilemahkan saat Malta direbut oleh Napoleon Bonaparte di tahun 1798 M dan mereka terpencar ke seluruh penjuru Eropa. Mereka memperoleh kekuatannya kembali selama abad ke-19 M saat ordo ini merubah tujuan keberadaan mereka ke tujuan-tujuan yang bersifat kemanusiaan dan keagamaan. Kepala 5 Ordo Santo Yohanes modern semuanya menegaskan bahwa Ordo Militer Malta Merdeka beraliran Katolik Roma dengan markas besarnya di Roma merupakan ordo asli dan keempat ordo lainnya yang beraliran Protestan berasal dari akas yang sama.

Cabang-cabang Protestan berpusat di Berlin (the Bailiwick of Brandenburg of the Order of Saint John), Den Haag (the Order of Saint John in the Netherlands), dan Stockholm (the Order of Saint John in Sweden), dan sebuah cabang di Inggris yang bangkit kembali berpusat di London (the Most Venerable Order of the Hospital of Saint John of Jerusalem).






.

Senin, 05 Januari 2015

Ranjau




Ranjau adalah salah satu senjata paling murah dan paling efektif dalam peperangan laut. Peperangan ranjau artinya yaitu penggunaan ranjau secara strategis dan taktis untuk tujuan defensif, ofensif maupun protektif. Ada 2 Jenis Ranjau yang seringkali digunakan dalam Militer, yaitu Ranjau Darat (Landmine) dan Ranjau Laut (Navalmine). 

Ranjau darat adalah alat peledak yang ditanamkan kedalam tanah, dan akan meledak ketika disentuh atau diinjak oleh sebuah kendaraan, orang, atau binatang. Ranjau darat digunakan untuk mengamankan daerah yang diperebutkan dan untuk membatasi pergerakkan lawan dalam perang. Secara taktis, peran ranjau seperti kawat berduri atau tembok kendaraan gigi naga, yaitu untuk mengarahkan pergerakkan musuh ke tempat dimana musuh dapat dihadapi dengan lebih mudah.



M21 anti-tank landmine

Penggunaan Ranjau Darat tercatat pertama kali digunakan oleh bangsa China pada abad 12 M dan di Eropa pertama kali ditemukan oleh Pedro Navarro, seorang Prajurit Spanyol pada tahun 1528 M, sampai selanjutnya penggunaan Ranjau Darat berkembang di Abad-Abad berikutnya.

Dari sudut pandang militer, ranjau darat dapat digunakan sebagai pengali pasukan, maksudnya, dapat membantu pasukan yang terorganisir mengalahkan musuh yang pasukannya lebih besar.




Sedangkan Ranjau laut adalah alat peledak yang ditempatkan di air untuk menghancurkan kapal atau kapal selam. Tidak seperti peledak dalam, ranjau laut ditempatkan dan menunggu sampai dipicu untuk diledakkan oleh kapal musuh yang mendekat. Ranjau laut dapat digunakan secara ofensif dengan menempatkannya di dekat kapal musuh atau menguncinya di sebuah pelabuhan, atau secara defensif dengan membuat semacam area aman untuk melindungi kapal-kapal teman.





Ranjau laut dapat disebar dari kapal, kapal selam, pesawat atau secara perorangan dari pelabuhan. Harga sebuah ranjau laut bervariasi dari yang murah berkisar sekitar seribu dolar AS sampai jenis yang canggih yang berharga jutaan dolar AS yang dilengkapi dengan sejumlah sensor serta dapat menembakkan hulu ledak dengan roket atau torpedo.
Dilihat dari Sejarah Penggunaan Ranjau Laut di Medan PerangFleksibilitas dan faktor biayanya membuat ranjau laut menjadi favorit senjata dalam sebuah perang yang tidak seimbang. Biaya produksi dan penyebarannya umumnya berkisar antara 10% dan 0,5% dari biaya untuk penyingkirannya. Beberapa area ranjau bekas Perang Dunia II masih ada dikarenakan terlalu luas area sebarannya dan biayanya yang tinggi untuk mengamankannya dan secara teoritis beberapa ranjau laut dapat tetap aktif sampai ratusan tahun.

Hukum internasional mengharuskan setiap negara untuk mengumumkan kapan mereka akan menempatkan ranjau di suatu wilayah agar kapal sipil dapat menghindari wilayah tersebut. 





sumber: 
  • en/id.wikipedia
  • http://www.artileri.org/2011/12/ranjau-darat.html
  • http://www.artileri.org/2011/12/ranjau-laut.html
.

Minggu, 04 Januari 2015

10 Hewan yang Sering Digunakan dalam Perang



Sebagian jenis hewan seringkali digunakan dalam perang. Hewan-hewan bisa jadi “senjata biologis” karena kemampuan mereka, paling tidak pada saat itu, tidak dapat disamai oleh kemampuan mesin. 


Berikut ini adalah sejumlah hewan yang seringkali dimanfaatkan dalam konflik..


1. Kelelawar



Kemarahan Amerika Serikat atas serangan Jepang ke Pearl Harbor menelurkan ide memasang bom di kelelawar. Percikan api diharapkan dapat dipicu untuk membakar kota-kota Jepang saat kelelawar ini bertengger di atap bangunan. 


Namun rencana ini batal, karena dalam pengujian banyak kelelawar tidak kooperatif dan kabur. Hingga kini, ilmuwan Pentagon masih mempelajari bagaimana mekanisme terbang kelelawar ini untuk mengembangkan desain pesawat dan robot mata-mata.




2. Unta



Di masa lampau, hewan ini banyak digunakan di kawasan panas dan kering di Afrika Utara dan Timur Tengah. Karena unta memiliki kemampuan bertahan di kondisi ekstrem dan seringkali tanpa air, di masa perang hewan ini cukup berguna. Bau unta kabarnya membuat takut kuda-kuda yang digunakan musuh. Tentara Persia terkadang mempersenjatai unta mereka. Sedangkan prajurit Arab seringkali menunggang unta saat penyerbuan untuk menaklukan suatu daerah. Peran unta dalam perang merosot sejak berkembangnya senjata api. Tapi, unta masih terlihat digunakan saat Perang Dunia I.




3. Lebah



Sengat lebah bisa jadi senjata mematikan. Di zaman dulu, tentara Roma dan Yunani menggunakan lebah untuk menghalangi musuh. Penggunaan lebah berlanjut saat abad pertengahan, Perang Dunia I, dan Perang Vietnam. Ilmuwan Amerika Serikat juga menemukan kegunaan lebah untuk tujuan damai, yakni mendeteksi ranjau darat.





4. Singa laut



Mamalia ini mampu melihat dalam kondisi cahaya minimal serta bisa mendengar di bawah permukaan air. Singa laut juga bisa berenang dengan kecepatan hingga 40 km/jam dan menyelam hingga kedalaman 300 meter. Dengan kemampuan ini, angkatan laut AS melatih singa laut untuk menandai ranjau.




5. Merpati



Hewan ini memiliki kemampuan navigasi sehingga bisa kembali ke sarang meskipun telah menempuh perjalanan ratusan kilometer. Puncak kepopuleran penggunaan merpati terjadi pada saat Perang Dunia I, saat tentara sekutu menggunakan 200.000 merpati untuk keperluan komunikasi. Seekor Merpati bernama Cher Ami mendapat penghargaan setelah mengirim 12 pesan untuk benteng di Verdun, Prancis. Bangsa burung pensiun dari tugas militer setelah teknologi komunikasi berkembang pesat.




6. Lumba-Lumba



Hewan ini memiliki sonar biologis untuk mencari ranjau berdasarkan konsep gema. Pada masa Perang Teluk dan Perang Irak, lumba-lumba milik angkatan laut membantu membersihkan pelabuhan Umm Qasr dari ranjau.





7. Gajah


Gajah Perang, Hewan besar ini bisa menginjak tentara, menusukkan gading, dan melempar orang dengan belalainya. Kerajaan kuno di India diperkirakan menjadi kerajaan pertama yang menjinakkan gajah. Tapi, kemampuan ini segera menyebar ke Persia dan Timur Tengah. Alexander Agung dikabarkan pernah menemui sepasukan gajah saat mencoba menaklukan suatu daerah. Kuda seringkali takut dengan pemandangan dan bau Gajah. Tentara manusia juga merasa diteror secara psikologis dengan bentuk Gajah yang sangat besar.




8. Keledai



Tidak sehebat hewan perang lainnya, tapi ribuan pasukan akan menderita jika tak ada Keledai. Pasalnya, hewan inilah yang didaulat membawa makanan, bahkan persenjataan dan barang-barang lain yang dibutuhkan militer. Dulu, tentara Roma membawa satu Keledai tiap 10 legiun. Napoleon Bonaperte juga menaiki keledai saat melintasi Alpen. Keledai masih sering mendapat tugas militer hingga saat ini. Tentara AS bergantung pada hewan ini untuk mengantar barang ke pos-pos terpencil di pegunungan Afghanistan.





9. Anjing



Orang-orang Spanyol menggunakan anjing yang dipersenjatai saat menaklukan Amerika Selatan di abad ke-16. Anjing juga berperan besar selama konflik di abad pertengahan di Eropa. Tugas anjing di masa modern kini meliputi mendeteksi bom dengan indera penciuman. Di Irak dan Afghanistan, anjing militer dikenakan rompi antipeluru demi menjamin keamanan selama bertugas.





10. Kuda


Nah, ini hewan yang paling populer saat perang berlangsung. Manusia telah menjinakkan kuda setidaknya sejak 5.500 tahun lalu. Kavaleri atau prajurit diatas kuda bisa merusak formasi pasukan musuh. Stabilitas di atas pelana dan sanggurdi membuat prajurit Mongol dapat berperang dan menembakkan panah dari atas kuda. Pertempuran besar dengan memanfaatkan kuda tidak berakhir, hingga tank dan senapan mesin muncul menjadi favorit.






.

Rabu, 31 Desember 2014

Sejarah Penggunaan Ranjau Laut



Setelah kita tahu apa itu Ranjau, maka disini kami bahas kronologi penggunaan Ranjau Laut dalam Medan Peperangan Laut.


1. Abad 18 M

Ranjau laut yang pertama, dikenal sebagai Bushnell's Torpedo pada tahun 1776. David Bushnell juga menemukan kapal selam amerika pertama yaitu the Turtle. Penggunaan ranjau laut pertama kali pada saat konflik yaitu pada Revolusi Amerika (1775-1783). Pada 1777, atas perintah dari Jenderal Washington, David Bushnell menghanyutkan beberapa dari ranjaunya untuk menenggelamkan beberapa kapal perang Inggris yang lego jangkar di sungai Delaware, Philadelphia. Robert Fulton membuat ranjau kontak jangkar yang pertama pada tahun 1797-1812. Robert Fulton merupakan salah satu pelopor yang mempromosikan potensi dari peperangan ranjau kepada kekuatan laut seperti Perancis, Inggris dan USA.




2. Abad 19 M

Pada Abad 19 perkembangan dari firing mechanism ranjau sangat pesat dari abad sebelumnya. Ranjau juga digunakan untuk pertama kalinya sebagai senjata konvensional. Sam Colt menggunakan pertama kali sistem peledakan ranjau secara elektrik pada tahun 1842.

Pertama kali penggunaan ranjau laut secara sistematis dalam perang terjadi pada Crimean War (1854-1856 M). Rusia menggunakan ranjau untuk tujuan defensif. Keterbatasan pengetahuan untuk menangani ancaman ranjau, dapat menghalangi kekuatan AL Inggris untuk menyerang pelabuhan Rusia.




Penggunaan ranjau dalam skala besar dalam perang yaitu pada saat American Civil War (1862-1865). Pada saat itu juga digunakan TPR untuk pertama kalinya, seperti Torpedo Rake dan Anti-Torpedo Nettings. Dalam perang tersebut, kapal federal yang tenggelam akibat ranjau adalah 27 kapal, sedangkan yang tenggelam akibat tembakan artilery hanya 9 kapal. Ini membuktikan pada saat perang sipil bahwa ranjau laut merupakan senjata yang efektif bagi AL yang lemah dalam menghadapi kekuatan AL lawan yang lebih kuat.

Tanduk Herz, adalah firing mechanism pertama untuk ranjau kontak, di kembangkan pada 1868 oleh Dr. Otto Herz. Tanduk Herz menjadi standard untuk ranjau kontak yang berikutnya untuk 70 tahun kedepan.

Pemberat bandul di kembangkan oleh Perwira AL Inggris, Lt. Ottley pada tahun 1876. Benda ini di design supaya ranjau jangkar dapat terpasang di kedalaman yang dapat di setting di bawah permukaan, tidak terpengaruh dari kondisi pasang surut pada saat waktu penyebaran.




3. Abad 20 M (Pra PD I)

Pada awal abad ke 20, ada dua kejadian sejarah yang mempengaruhi dalam perkembangan peperangan ranjau. Yaitu :
a) Perang Rusia-Jepang


Pada tahun 1904, ranjau laut digunakan untuk pertama kalinya di laut terbuka ketika perang Rusia-Jepang dengan sukses luar biasa. Kedua belah pihak menggunakan ranjau (terutama ranjau tipe jangkar dan tanduk Herz), secara extensif untuk tujuan bertahan (difensif). Bagaimanapun, salah satu berbedaan yg signifikan adalah penggunaan ranjau di laut terbuka secara ofensif, yang mana sesudah itu menyebabkan masalah bagi kapal netral, walaupun sesudah konflik berakhir. Perang Rusia-Jepang mempertunjukan bahwa ranjau merupakan senjata yang ampuh. Rusia menenggelamkan lebih banyak kapal perang Jepang dengan ranjau daripada dengan senjata yang lainnya.


b) Konvensi Hague

Pada tahun 1907, Konvensi Hague telah membicarakan akibat dari tidak adanya batasan/ aturan tentang penggunaan ranjau pada perang Rusia-Jepang. Setelah perang tersebut, banyak lived minesterpisah dari jangkarnya dan melayang/ mengapung dengan bebas di laut terbuka, menyebabkan masalah besar bagi pelayaran di area tersebut. Hal ini mengundang banyak perhatian dari banyak negara dan sebagai hasilnya, Konvensi Hague telah merumuskan aturan tentang pembatasan penggunaan ranjau dalam masa perang apabila terjadi konflik di masa yang akan datang.

Isi dari Konvensi Hague antara lain :
1. Semua medan ranjau harus di umumkan.
2. Semua Ranjau yang disebar, harus dibersihkan kembali oleh negara penyebar setelah konflik berakhir.
3. Pembatasan penggunaan ranjau melayang.
4. Dll.



4. Abad 20 (PD I)

Perang Dunia-1 memperlihatkan peningkatan dalam penggunaan ranjau dalam peperangan laut seiring dengan perkembangan teknik penyebaran dan design ranjau itu sendiri. Ranjau di gunakan dengan tujuan defensif dan ofensif oleh negara yang berperang dalam PD-1. Seperti contoh di bawah ini :


1) DefencePertahanan anti kapal selam Jerman oleh Sekutu.

Pada tahun 1914, kekuatan kapal selam jerman menjadi suatu ancaman besar bagi armada Sekutu dan kapal niaganya. Jawaban dari permasalahan ini adalah dengan menggunakan ranjau untuk menenggelamkan kapal selam Jerman. Di sebelah Utara, sekitar 240.000 ranjau telah disebarkan oleh Inggris dan Amerika (80% disebarkan oleh Amerika). Sebagai hasilnya 6 kapal selam Jerman tenggelam dan beberapa mengalami kerusakan. Sedangkan di sebelah selatan, berakhir pada tahun 1918 dengan sekitar 11.000 ranjau dan berhasil menenggelamkan 11 kapal selam Jerman.






2) Defence, Pertahanan anti invasi paling efektif oleh Turki di Dardanelles.


Kombinasi antara penggunaan ranjau dengan meriam pantai yang saling mendukung satu sama lain menjadikan perencanaan pertahanan yang sangat efektif dalam melawan operasi pendaratan. Kegagalan percobaan untuk pendaratan oleh Skuadron Anglo-French menyebabkan kehilangan 4 battleship karena ranjau. Ketidaktentuan yang di ikuti oleh kejadian terkena ranjau menyebabkan perencanaan pendaratan di batalkan.



3) Offence, Jerman menggunakan ranjau untuk menambah kekurangan dari kapal kombatan guna mengacaukan pelayaran yang menujupelabuhan Inggris.


Selain menggunakan kapal selam, Jerman juga menggunakan ranjau sebagai bentuk penyerangan melawan lalu lintas pelayaran yang sangat vital dan ramai dari Amerika Utara menuju pelabuhan Inggris. Sekitar 50.000 ranjau disebarkan, menenggelamkan sekitar 600 kapal sekutu. 


Selama PD-1, kapal selam muncul sebagai platform baru untuk menyebarkan ranjau. Kapal selam ini merupakan design pertama untuk operasi penyebaran ranjau.Teknologi dan bentuk baru dari ranjau muncul selama periode PD-1.




5. Abad 20 (PD II)

Pada PD II, setiap 35 ranjau yang di sebar, satu buah kapal tenggelam. Jerman dan pasukan Sekutu masing-masing kehilangan lebih dari 1000 kapal akibat ranjau. Pada masa ini ditemukan teknologi terbaru untuk ranjau, yaitu ranjau pengaruh (influence mine).



Influence mines adalah ranjau yang akan teraktuasi karena satu atau kombinasi dari beberapa faktor pengaruh : magnetic, acoustic dan pressure. Ranjau-ranjau pengaruh ini pertama kali di operasikan pada waktu PD II.

1. Ranjau pengaruh pada umumnya merupakan ranjau dasar dan oleh karena itu tidak di pengaruhi oleh faktor lingkungan seperti pasang surut dan arus, tidak seperti ranjau jangkar. Keterbatasan yang menjadi sifatnya yaitu membutuhkan perairan yang agak dangkal dan semakin dekat dengan target makan akan semakin efektif.

2. Ranjau dasar Magnetik pertama kali di buat dan di uji oleh Inggris pada tahun 1917. Mereka menyebutnya dengan M-sinkers. Tetapi Jerman adalah yang pertama kali meraih sukses dalam penggunaan ranjau magnetik ini pada awal PD II. Aktuasi ranjau ini disebabkan perubahan medan magnet bumi karena akibat dari komponen magnetik yang ada di kapal baik yang permanen maupun yang variabel.

3. Ranjau dasar Akustik digunakan oleh kedua belah pihak, Sekutu dan Jerman pada akhir PD II. Aktuasi ranjau ini disebabkan oleh suara bawah air yang di timbulkan oleh kapal yang bergerak melalui air.

Ranjau dasar Pengaruh di kenal juga sebagai oysters, di kembangkan pada tahun 1943. Teraktuasi karena perubahan tekanan air dibawah sebuah kapal yang bergerak.

Berkembang suatu teknologi baru dalam menyebar ranjau yaitu dengan menggunakan pesawat terbang. Penyebaran ranjau secara tradisional yaitu dengan kapal permukaan dinilai lambat dan berbahaya. Menyebar ranjau dengan pesawat udara dengan maksud bahwa medan ranjau yang biasanya diselesaikan beberapa hari oleh kapal permukaan, dapat di lakukan hanya dalam beberapa jam dan yang paling penting adalah resikonya rendah.


Ranjau memegang peranan yang sangat penting sebagai senjata untuk menyerang. Operation Starvation adalah contoh baik betapa efektif nya offensive minning. 650 kapal Jepang tenggelam dan lalu lintas pelayaran sangat terganggu. Jepang sangat tergantung pada kebutuhan importnya, sehingga pada akhirnya menyerah. Operasi ini dilaksanakan oleh Amerika dalam melawan Jepang pada akhir PD II.






6. Abad 20 (Pasca PD II / Perang Dingin)

Pelajaran yang dapat kita pelajari dari beberapa konflik dan insiden yang berbeda setelah PD II mengenai pentingnya peperangan ranjau, yaitu pada masa :


1) Korean War


Dalam perang korea, Amerika harus belajar kembali tentang sebuah pelajaran penting yaitu Never Underestimate the Mine Threat!! (jangan pernah meremehkan ancaman ranjau). Pada saat Operasi Wonsan, penggunaan ranjau yang efektif dapat menunda pendaratan dari pasukan Amerika dan menyebabkan rencana menjepit gerakan untuk menjebak pasukan Korea Utara di Wonsan gagal.



2) Vietnam War


Tujuan Ofensif dalam peperangan ranjau modern dapat tergambar dengan baik pada saat perang Vietnam. Haipong di blokade oleh Amerika ketika konflik Vietnam pada Mei 1972 menunjukan keefektifan dari ranjau laut sebagai offensive weapon. Sebuah keluarga ranjau baru yang disebut dengan"destructors", sebuah bomb ranjau, pertama kali digunakan pada tahun 1967. Kata "destructor" ini digunakan kemungkinan untuk mengelakan arti dari kata "mine" secara politik.

Dalam peranjauan ini di gunakan satu aircraft carrier dan 26 pesawat udara tiap jam untuk meranjau pelabuhan Haipong. Tidak ada kapal yang bisa masuk ke pelabuhan sejak peranjauan sampai 10 bulan kedepan, pada akhirnya Amerika membersihkan lorong/selat tersebut pada akhir masa peperangan.



3) Red Sea Incident


Pada tahun 1984, ranjau digunakan untuk mengancam kebebasan dalam ber-navigasi sebagai bentuk dari terorisme di utara Laut Merah, adalah sebuah pelajaran bagi dunia. Teroris (kemungkinan dari Libya) menyebar beberapa magnetik-akustik ranjau dasar (sekitar 20-25 berasal dari Rusia) di sebelah utara Laut Merah, dalam usaha untuk mengancam kebebasan ber-navigasi. Kekuatan MCM internasional dari Perancis, Inggris, Italy dan Amerika dikerahkan selama 2 bulan untuk membersihkan sehingga aman untuk dilewati menuju terusan Suez.

Pada kasus ini menggambarkan betapa rapuhnya/lemahnya transportasi laut terhadap ancaman ranjau dan sampai hari ini, dimana hampir seluruh perdagangan dunia dilakukan masih melalui jalan laut, ranjau merupakan ancaman yang nyata meskipun dalam waktu damai. 




4) Persian Gulf

Dari 1987 sampai dengan 1991, ranjau (termasuk yang model lama), pertama kali disebar oleh Iran dan kemudian Irak di Teluk Persia, menunjukan kerapuhan bahkan bagi AL yang paling kuat sekalipun terhadap ancaman dari ranjau. Satu pelajaran penting yang dapat di ambil dari kejadian ini adalah pada tahun 1987, ketika ranjau-ranjau canggih/pintar sudah ada, ranjau dengan model lama tetap merupakan ancaman yang potensial. Hal ini terjadi ketika sebuah kapal frigate Amerika USS Samuel B. Roberts terkena ranjau model lama dan menghabiskan biaya 97 juta USD untuk perbaikan.

Selama perang teluk, Irak menyebar sekitar 1200 ranjau dimana 80% adalah ranjau kontak peninggalan PD I dan PD II dan 20 % adalah ranjau dasar pengaruh. Salah satu kapal suplai AL Amerika USS Tripoli terkena ranjau jangkar kontak model lama dan sebuah kelas Ticonderoga USS Princeton terkena 2 buah ranjau modern MANTA.





sumber: 
  • http://minethreat.blogspot.com/2009/11/sejarah-peperangan-ranjau-abad-18-19.html
  • http://minethreat.blogspot.com/2009/11/sejarah-peperangan-ranjau-preworld-war.html
  • http://minethreat.blogspot.com/2009/11/sejarah-peperangan-ranjau-world-war-ii.html
  • http://minethreat.blogspot.com/2009/11/sejarah-peperangan-ranjau-post-world.html
.