Tampilkan postingan dengan label Medieval Age. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Medieval Age. Tampilkan semua postingan

Jumat, 20 Maret 2015

Jenis-Jenis Perisai pada Abad Pertengahan




Di sepanjang sejarah, manusia telah menghadapi berbagai macam perang, kekerasan telah menjadi ciri manusia. Bahkan, manusia, secara alami, juga memiliki keinginan untuk melindungi diri dari ancaman. Untuk itulah, manusia kemudian menciptakan perisai.




Seperti halnya setiap item yang pernah diciptakan, perisai dimulai sebagai instrumen mentah. Perbaikan terhadap desain dan konstruksi kemudian diadakan secara bertahap dan selama periode abad pertengahan, perisai telah menjadi sebuah karya seni. Bentuk dan fungsinya semakin bervariasi.

Tidak ada perisai abad pertengahan yang dibuat sama. Masing-masing perisai bersifat personal untuk digunakan pada fungsi tertentu saja sehingga antara satu perisai dengan perisai lainnya terdiri dari bahan yang berbeda dan dibuat dengan cara yang unik. Namun, bahan yang paling umum digunakan adalah kayu dan kulit binatang. Ketika abad pertengahan semakin berkembang, logam kemudian menjadi bahan pilihan untuk membuat perisai.

Mengingat sifatnya yang personal, maka penggunaanya tergantung kepada si prajurit. Jika prajurit mengandalkan senjata dan baju besi yang berat, perisai akan dibuat kecil dan ringan. Seorang ksatria dengan badan dipenuhi armor juga tidak mungkin membawa perisai panjang. Begitu pula dengan seorang pemanah yang memakai baju besi sangat sedikit akan disesuaikan tinggi lebar perisainya agar gerakannya tetap cepat. 




Di awal abad pertengahan bentuk baju besi dan perisai masih terlihat kasar. Logam belum digunakan secara luas sehingga keduanya umumnya terbuat dari kulit kayu dan hewan. Ketika kemajuan teknologi memungkinkan pengembangan baju besi dan senjata, kebutuhan akan perisai baru kian dibutuhkan. Bentuk dan ukuran perisai disesuaikan. Fitur-fitur baru, seperti pegangan ditambahkan agar perisai lebih praktis digunakan dalam pertempuran. Strategi peperangan yang terus berkembang juga mengharuskan revisi terhadap desain perisai. Mari sekarang kita lihat beberapa jenis perisai yang paling umum digunakan selama abad pertengahan.




1. Perisai Layang-layang




Ketika perisai abad pertengahan umumnya ringan dan kecil, perisai layang-layang justru berukuran besar. Perisai ini mulai dipakai sekitar abad ke-10. Dengan bentuk yang melebar di bagian atas dan meruncing ke arah bawah, perisai layang-layang diharapkan dapat melindungi kaki depan prajurit saat bergelut di medan pertempuran. Banyak perisai layang-layang memiliki lengkungan berjenjang sehingga akan sesuai dengan kontur tubuh prajurit.

Sebuah inovasi kemudian merambah perisai layang-layang di mana lampiran enarmes ditambahkan di bagian belakang perisai tersebut. Enarmes adalah tali kulit yang memungkinkan ksatria atau tentara untuk menyampirkan perisai di lengannya ketimbang memegang perisai. Secara fungsional, enarmes sangat meningkatkan kemungkinan bagi para prajurit tetap berperisai, suatu pertimbangan penting ketika berada dalam suatu pertempuran.

Salah satu catatan tentang penggunaan perisai layang-layang ditampilkan di Bayeux Tapestry, abad pertengahan yang mencatat invasi Norman tahun 1066 M. Dengan demikian, perisai layang-layang berhubungan dengan gaya baju besi dan peperangan Norman abad pertengahan, sebuah gaya yang sangat bergantung pada kavaleri.




2. Perisai Pemanas




Pada abad ke-13, baju besi mengalami peningkatan dalam efektivitas dan daya tahan sehingga dapat mengimbangi dan menambah kemampuan defensif perisai. Perisai pemanas adalah versi revisi dari perisai layang-layang. Baju besi di akhir abad pertengahan memperbolehkan perisai layang-layang dibuat lebih kecil dan mengingat bentuknya, maka sejarawan kemudian menjulukinya perisai "pemanas."

Perisai jenis ini secara luas diakui sebagai jenis yang diembel-embeli dengan simbol-simbol abad pertengahan. Tetapi, seiring dengan peningkatan efektifitas baju besi, penggunaan perisai pemanas mengalami penurunan. Selanjutnya, perisai pemanas hanya digunakan untuk tujuan seremonial pada periode akhir abad pertengahan.




3. Perisai Buckler




Perisai ini digunakan umumnya digunakan oleh para prajurit jalan kaki selama periode akhir abad pertengahan. Ukurannya berkisar antara 6 dan 18 inci dengan diameter dan dicengkerang dengan satu tangan karena ukurannya yang kecil. Meski mayoritas berbentuk bulat, namun ada pula beberapa perisai yang berbentuk persegi panjang. 


Karena ukurannya yang kecil, maka ada kemungkinan untuk membuatnya dari bahan yang lebih berat. Perisai buckler banyak yang dibuat dari logam atau dilekati logam. Perisai ini terbukti menjadi pertahanan yang cukup efektif bila dikombinasikan dengan pedang pendek dalam pertempuran jarak dekat. Sebaliknya, akan keteteran saat berhadapan dengan senjata rudal, seperti panah.





4. Perisai Targe




Variasi dari perisai bulat abad pertengahan ini identik dengan prajurit Skotlandia. Bentuknya lebih besar dari perisai buckler, tapi digunakan dengan cara yang sama. Perisai ini umumnya terbuat dari kayu dan ditutupi dengan kulit sapi hitam. Konstruksi dan dekorasinya pun rumit. Di mana bagian depannya menampilkan pola-pola Celtic yang rumit.




5. Perisai Pavise




Jenis terakhir perisai abad pertengahan ini disebut pavise. Paling sering digunakan oleh pemanah, pavise berbentuk besar dan cembung untuk digunakan sebagai pelindung tubuh. panah dari para pemanah yang berlawanan, dan pavise melayani tujuan yang mengagumkan. 


Diyakini bahwa ketika pemanah memilih posisinya, pavise ditanam di tanah dengan menggunakan paku yang dilekatkan di bagian bawah perisai sehingga pemanah mampu menembak dengan berdiri, mengisi panah dan merentangkan busur dengan berjongkok di belakang pavise.

Luasnya permukaan pavise juga memungkinkan para seniman menggunakannya sebagai kanvas. Banyak pavise abad pertengahan yang memiliki lukisan lambang kota dan ikon agama. Disbanding perisai-perisai lainnya, pavise lebih lama digunakan karena panah tetap digunakan sepanjang periode abad pertengahan sampai penemuan dan penggunaan bubuk mesiu dan senjata api pada abad ke-18.







.

Senin, 23 Februari 2015

Kastil



Kastil atau ‘castle’ dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin ‘castellum’ yang merupakan kependekan dari ‘castrum’ yang berarti tempat yang dibentengi.

Awalnya dibangun untuk tujuan pertahanan, kastil akhirnya digunakan sebagai tempat tinggal para keluarga kerajaan.

Kemudian estetika menjadi perhatian besar karena ukuran dan keundahan kastil mulai dikaitkan dengan prestise sang penghuni.




Windsor Castle, contohnya, awalnya digunakan untuk tujuan pertahanan yang akhirnya berubah menjadi tempat kediaman Ratu Inggris.





Sebagian besar kastil pada awalnya didesain dengan konsep motte-and-bailey. Kastil biasanya dikelilingi parit untuk mempersulit penyerang mencapai pintu gerbang. Selain parit, kastil juga dikelilingi tembok kuat sebagai bagian pertahanan.

Diatas pintu gerbang, terdapat semacam pos tempat penjaga menumpahkan cairan mendidih atau benda berat lain pada penyusup yang berusaha mendobrak masuk.

Sejak ratusan tahun sebelum Kristus, yaitu pada Era Neolitik, orang-orang telah membangun benteng bukit.

Orang Romawi juga dikenal membangun banyak benteng yang dicirikan dengan bentuk persegi panjang dengan sudut dibuat membulat.

Menurut Vitruvias, seorang insinyur Romawi, sudut membulat memungkinkan penggunaan batu secara lebih efisien sekaligus membuat benteng lebih sulit diruntuhkan..

Pada abad ke-9, beberapa kastil paling awal mulai dibangun di Eropa. Pada masa awal tersebut, material yang paling banyak digunakan meliputi kayu, tanah, dan batu.

Batu mulai menggantikan kayu pada abad ke-10 untuk memberikan kekuatan dan perlindungan lebih baik terhadap kastil.

Jika batu sulit diperoleh, maka batu bata digunakan untuk menggantikannya. Kastil yang terbuat dari batu bata banyak terdapat di daerah Baltik dan Skandinavia.

Pada abad ke-11, Inggris mulai mengadopsi pembuatan kastil yang diperkenalkan oleh William Sang Penakluk.

Kastil merupakan salah satu simbol kemajuan kemampuan konstruksi Eropa pada abad pertengahan. Dengan teknologi pada waktu itu, dibutuhkan waktu hingga beberapa tahun untuk menyelesaikan pembangunan sebuah kastil.






sumber: http://www.amazine.co/21688/asal-usul-kastil-sejarah-perkembangan-kastil-di-eropa/

.

Minggu, 08 Februari 2015

Ksatria Hospitaller



Knight Hospitaller, dikenal juga sebagai Ordo Hospitaller, adalah sekelompok tentara yang ditugaskan menjaga sebuah rumah sakit di Yerusalem yang didirikan oleh Gerard Blessed sekitar tahun 1023 M. Hospitaller juga terkenal dengan simbol salib putihnya.





Disana ada 2 ordo ksatria besar yang tumbuh berkembang: yaitu Ordo Santo Yohanes dan Ordo Santo Lazarus.

Kaum Hospitaller berkembang oleh karena kinerjanya di rumah sakit milik Almafi (sebuah kerajaan kecil di Italia) yang terletak di distrik Muristan, Yerusalem. untuk memberikan pelayanan bagi kaum gereja, orang sakit dan para peziarah Tanah Suci yang terluka. Setelah dikuasainya Yerusalem oleh tentara Kristen Barat di tahun 1099 M selama masa Perang Salib I, kelompok ini menjadi sebuah Ordo Keagamaan dan Ordo Militer yang diberikan tugas untuk menjaga dan mempertahankan Tanah Suci.




Setelah Perang Salib IX dimana Tanah Suci direbut kembali oleh tentara Muslim, ordo ini beroperasi dari Pulau Rodos, dimana wilayah itu adalah wilayah merdeka, dan kemudian dari Pulau Malta dimana mereka menjadi negara bawahan dibawah Raja negara bagian Spanyol di Sisilia.

Kekuatan ordo ini dilemahkan saat Malta direbut oleh Napoleon Bonaparte di tahun 1798 M dan mereka terpencar ke seluruh penjuru Eropa. Mereka memperoleh kekuatannya kembali selama abad ke-19 M saat ordo ini merubah tujuan keberadaan mereka ke tujuan-tujuan yang bersifat kemanusiaan dan keagamaan. Kepala 5 Ordo Santo Yohanes modern semuanya menegaskan bahwa Ordo Militer Malta Merdeka beraliran Katolik Roma dengan markas besarnya di Roma merupakan ordo asli dan keempat ordo lainnya yang beraliran Protestan berasal dari akas yang sama.

Cabang-cabang Protestan berpusat di Berlin (the Bailiwick of Brandenburg of the Order of Saint John), Den Haag (the Order of Saint John in the Netherlands), dan Stockholm (the Order of Saint John in Sweden), dan sebuah cabang di Inggris yang bangkit kembali berpusat di London (the Most Venerable Order of the Hospital of Saint John of Jerusalem).






.

Selasa, 13 Januari 2015

12 Hal tentang Kisah Perjalanan Marco Polo




1. Menulis Kisah Perjalanan di penjara

Marco Polo dikenang berkat narasi warna-warni nan populer tentang perjalanannya ke timur, yang dikenal sebagai "The Travels of Marco Polo." Ironisnya, catatannya sebagai penjelajah itu ditulis saat ia mendekam di balik jeruji besi. Pada 1298, tiga tahun setelah ia kembali dari perjalanannya, ia ditangkap setelah memimpin gali Venezia ke medan perang melawan Genoa. 

Saat di penjara itulah bertemu Rustichello yang berasal dari Pisa, seorang tawanan yang dikenal sebagai penulis roman berbakat. Bersemangat untuk mendokumentasikan tahun petualangannya, Marco Polo mendiktekan kisah hidupnya kepada Rustichello yang bertindak sebagai semacam pengarang untuk orang lain. Pada saat pembebasan mereka di tahun 1299, mereka telah menyelesaikan buku yang akan membuat nama Marco Polo melambung.


Marco Polo


2. Bukan Penjelajah Eropa Pertama

Dalam hal ini, seorang rahib Fransiskan bernama Giovanni da Pian del Carpini telah mencapai China pada 1240―lebih dari 20 tahun sebelum Marco Polo meninggalkan Eropa―dan sempat beraudiensi dengan Kubilai Khan dari Kerajaan Mongol. Utusan Katolik lainnya kemudian mengikuti jejak Carpini, termasuk William of Rubruck, yang pergi timur pada 1250 untuk menyebarkan Kristen di Mongol. Para misionaris awal sebagian besar terinspirasi oleh mitos Prester John, seorang raja legendaris yang diyakini menguasai sebuah kerajaan Kristen di Timur. Marco Polo juga menyebutkan raja fiksi dalam bukunya dan menggambarkan dirinya sebagai pejuang yang bertempur melawan penguasa Mongol, Genghis Khan.




3. Nyaris Tidak Kenal Ayah dan Paman
Beberapa bulan sebelum Marco Polo lahir pada 1254, ayahnya, Niccolo, dan pamannya, Maffeo, meninggalkan Italia untuk berdagang ke Asia. Kakak-beradik itu pun baru kembali ke Venesia pada 1269. Meskipun pada dasarnya asing dengan ayah dan pamannya, Marco Polo bergabung dengan mereka ketika mereka melakukan perjalanan kedua pada 1271. Awalnya mereka merencanakan hanya tinggal secara singkat di Timur Jauh, tetapi kemudian tiga orang itu akhirnya melakukan perjalanan di Asia selama lebih dari 20 tahun.


Marco Polo


4. Duta Kubilai Khan

Selain mencari sutra, permata dan rempah-rempah, Marco Polo, Maffeo dan Niccolo juga bekerja sebagai utusan untuk kaisar Kubilai Kahn. Niccolo sendiri telah berteman dengan sang kaisar pada perjalanan sebelumnya. Marco Polo kemudian membentuk ikatan yang sangat kuat dengan Kubilai Kahn: dikirim ke Cina dan Asia Tenggara sebagai pemungut pajak dan utusan khusus. Kepercayaan dan perlindungan Kubilai Kahn memungkinkan trio Venezia itu untuk bergerak bebas dalam batas-batas Kekaisaran Mongol. Marco Polo bahkan diberi "Paiza", tablet emas yang memberinya hak untuk memanfaatkan kuda kekaisaran dan penginapan. Berkat paspor resmi, perjalanan mereka melalui Asia pun tidak hanya sebagai pedagang, tapi sebagai tamu terhormat dari Kubilai Khan.



Marco Polo


5. Makhluk Mitos

Setelah kembali dari Asia, Marco Polo mendokumentasikan pertemuannya dengan hewan-hewan―yang menurutnya asing―seperti gajah, monyet dan buaya. Ia menggambarkan buaya, misalnya, sebagai ular raksasa dengan cakar tajam yang bisa menelan seorang manusia. Ketika melihat seekor badak Asia, ia pikir binatang bertanduk itu adalah unicorn.




6. Menggambarkan Teknologi Asia

Adalah kesalahpahaman umum bahwa Marco Polo memperkenalkan pasta di Italia―faktanya, hidangan itu sudah ada di Eropa selama berabad-abad―tapi ada sedikit keraguan jika dirinya membuat Barat menyadari penemuan bangsa Cina. Misalnya, ia menyuguhkan para pembacanya dengan konsep uang kertas yang muncul di Eropa pada tahun-tahun setelah kedatangannya. Ia juga menggambarkan batubara―yang tidak banyak digunakan di Eropa sampai abad ke-18―dan memperkenalkan kacamata ke Barat. Sementara itu, ia menawarkan salah satu catatan sejarah yang paling rinci tentang jaringan kompleks pos pemeriksaan dan kurir yang memungkinkan Kubilai Kahn untuk mengatur administrasi kerajaannya yang luas.




7. Nyaris Mati

Setelah bertahan puluhan tahun dalam perjalanan dan beberapa kali berhadapan dengan bahaya mematikan, trio Venezia ini menemui rintangan terbesar ketika mereka mencoba untuk kembali ke Italia. Khawatir kepergian mereka akan membuatnya terlihat lemah, Kubilai Kahn awalnya menolak untuk melepaskan mereka. Marco Polo cs hanya mengizinkan mereka meninggalkan Mongol pada tahun 1292 ketika mereka mengawal seorang putri Mongol ke Persia melalui laut. Meski berhasil, misi itu ternyata menjadi yang paling berbahaya dari perjalanan mereka. Marco Polo kemudian menulis bahwa perjalanan laut itu merenggut ratusan jiwa.


Marco Polo



8. Kehilangan Banyak Keuntungan

Setelah mereka pindah dari wilayah Mongol, Marco Polo, Niccolo dan Maffeo tidak bisa lagi mengandalkan perlindungan Kubilai Kahn. Ketika melewati kerajaan Trebizond, Turki, pemerintah setempat merampok mereka. Mereka pun kehilangan sekitar 4.000 koin emas Bizantium. Meskipun menderita kerugian yang signifikan, mereka bias mempertahankan barang-barang lainnya sampai tiba di rumah pada 1295 sebagai pria-pria kaya. Menurut catatan, mereka menyembunyikan sebagian besar permata dengan menjahitkannya ke dalam lapisan mantel mereka.




9. Cerita Bohong

Deskripsi rumit Marco Polo tentang istana kerajaan di Xanadu, metropolis Quinsai (sekarang Hangzhou) dan banyak keajaiban dari Timur terlalu muluk untuk dipercaya. Para pembaca catatan perjalanannya pun menganggap Marco Polo dan Rustichello berlebihan dan berkhayal. Misalnya, secara fiksional sering memasukkan dirinya ke adegan pertempuran dan intrik pengadilan. Sementara sejarawan paling modern masih percaya bahwa sebagian besar bukunya faktual dan yang lain menganggapnya sebagai suatu fabrikasi langsung dan mengklaim bahwa Marco Polo bahkan tidak pernah berhasil ke Cina. Marco Polo sendiri tidak pernah mengakui kebohongannya. Bahkan di ranjang kematiannya ia dikatakan telah berkata, "Saya tidak mengatakan setengah dari apa yang saya lihat."



Marco Polo



10. Pengaruh Marco Polo

Marco Polo tidak pernah melihat dirinya sebagai seorang penjelajah, tetapi ia lebih suka memakai istilah "musafir." Apa pun itu, yang jelas perjalanan Marco Polo menginspirasi generasi petualang berikutnya. Di antara murid-muridnya adalah Christopher Columbus yang membawa salinan "The Travels of Marco Polo" dalam perjalanan mencari Dunia Baru. Tidak menyadari bahwa kerajaan Mongol sudah jatuh pada saat pelayarannya, Columbus bahkan berencana untuk mengikuti jejak Marco Polo dengan membuat kontak dengan penggantinya Kubilai Khan.





11. Tak Sejauh Ibnu Battuta
Marco Polo mungkin salah satu dari wisatawan sejarah terbesar. Tetapi, dalam hal jarak, ia dikalahkan oleh explorer Maroko, Ibnu Battuta. Lahir hanya beberapa dekade setelah akhir perjalanan Marco Polo, Battuta menghabiskan sebagian besar hidupnya mengembara Afrika, Timur Tengah, Asia dan Cina. Pada saat kematiannya (1369), Battuta telah melewati―setara dengan―44 negara modern dan jarak yang ditempuhnya sejauh 73.000 mil atau hampir tiga kali lebih jauh dari Marco Polo.







sumber diterjemahkan dari : 
http://www.history.com/news/history-lists/11-things-you-may-not-know-about-marco-polo 
dengan sedikit tambahan
.

Sabtu, 10 Januari 2015

14 Fakta Mengejutkan Bangsa Viking yang Perlu Kamu Tahu



Apa yang kalian bayangkan tentang Bangsa Viking? Mungkin banyak yang belum pernah mendengar tentang pelaut dari daratan Skandinavia yang suka menyerbu, merampok, menjarah dan menetap di pesisir Denmark sampai Amerika Utara.


Berikut fakta-fakta mengejutkan tentang Bangsa Viking di era abad 9-11 yang perlu kalian ketahui..



1. Mereka sebenarnya tidak memakai helm bertanduk



Jika Anda menonton film-film atau kartun tentang Viking, yang sering di tampilkan adalah mereka memakai topi besi bertanduk. Tapi tahukah Anda bahwa itu sangatlah keliru, Sebenarnya dalam catatan sejarah dan penemuan arkeologi yang menunjukkan bahwa mereka tidak memakai helm bertanduk. Helm perang mereka sebenarnya sama seperti helm tentara-tentara Eropa lainnya pada abad pertengahan, Sedangkan helm bertanduk tersebut adalah untuk para dukunnya saja, Topi bertanduk dipopulerkan oleh film-film Hollywood sekitar awal abad 20.





2. Mereka dikenal dengan kaum yang paling bersih dijamannya



Satu lagi mitos tentang Viking adalah mereka bangsa yang tak beradab dan kotor. Sebenarnya dari banyak suku-suku, Viking adalah suku yang terkenal suka bersih-bersih. bahkan lebih bersih dari orang Inggris (Anglo-Saxon). Dalam penggalian yang dilakukan terhadap kuburan mereka, ditemukan banyak alat-alat untuk berdandan dan membersihkan diri seperti pengorek telinga, pisau cukur, sikat rambut, dan tusuk gigi yang terbuat dari tanduk atau tulang-tulang. 

Orang Viking memliki toilet khusus di setiap rumahnya dan juga lebih sering mandi ketimbang orang eropa lain yang mandinya seminggu sekali, terutama hari sabtu karena hari sabtu adalah hari grooming atau berhias bagi Pria Viking, mereka juga suka berendam dalam hot spring. Ini menunjukkan bahwa mereka juga seorang metroseksual.. hehehe




3. Mereka menggunakan cairan yang unik untuk memulai kebakaran



Mereka juga memiliki pengetahuan tentang memanfaatkan produk limbah manusia. Mereka akan mengumpulkan jamur dari kulit kayu dan didihkan selama beberapa hari dalam urin sebelum berubah menjadi cairan yang unik. Natrium nitrat yang ditemukan dalam air seni akan memungkinkan bahan yang mudah membara, sehingga mereka bisa menyalakan api di mana saja.




4. Mereka menguburkan orang yang mati dengan perahunya



Tidak ada yang menyangkal bahwa mereka adalah pecinta perahu, begitu banyak kehormatan besar untuk dikebumikan disana. Dalam agama Norse, prajurit yang gagah berani setelah mati akan memasuki alam meriah dan mulia, dan mereka berpikir bahwa kapal si pemilik saat hidup akan membantu mereka mencapai nirwana. 





5. Mereka aktif dalam perdagangan budak



Banyak seorang Viking menjadi kaya dari perdagangan manusia. Mereka selalu menangkap dan memperbudak perempuan dan laki-laki muda saat merampok bangsa Anglo-Saxon, Celtic dan pemukiman Slavia. budak dikenal dengan sebutan "thralls" yang kemudian dijual di pasar budak besar di Eropa dan Timur Tengah.




6. Wanita Viking menikmati beberapa Haknya



Mereka juga memandang tinggi kaum wanita, Gadis Viking harus menikah saat berusia 12 tahun dan harus memikul tugas rumah tangga, sementara suaminya pergi berlayar. Namun, mereka memiliki lebih banyak kebebasan daripada perempuan lain zamannya, Selama mereka bukan seorang "thralls" wanita Viking punya kekuasaan untuk mengelola peternakan, mewarisi harta, meminta cerai dan merebut kembali mahar mereka jika mereka bercerai.

Pernah tercatat dalam sejarah bahwa seorang wanita Viking telah menceraikan suaminya karena suaminya memiliki bulu dada yang terlalu tebal dan tidak ingin bercukur, haha.. 



7. Mereka menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bertani



Satu lagi mitos adalah orang viking sepanjang hidup mereka adalah menjarah, membakar desa-desa dan berperang serta merampas harta orang lain. sebenarnya sebagian besar hidup mereka adalah petani dan nelayan. Mereka menanam oats, barley dan gandum, beternak sapi, kambing dan babi. Hanya sebagian saja dari mereka yang menjadi perompak dan penjarah.





8. Mereka bermain Ski untuk bersenang-senang



Peradaban di Dataran Skandinavia telah mengembangkan olahraga Ski setidaknya 6.000 tahun yang lalu, meskipun Bangsa Rusia kuno mungkin telah menemukan itu bahkan lebih awal dari mereka. Orang Viking menganggap ski sebagai cara yang efisien untuk berkeliling dan rekreasi, Mereka bahkan menyembah Ullr, si dewa Ski.





9. Pria Viking lebih suka berambut pirang



Satu hal yang kita tidak tahu tentang Mereka, khususnya kaum pria yang suka menyemir rambut mereka menjadi pirang, Bagi mereka rambut pirang itu bagian dari keindahan budaya mereka. 

Pria yang berambut merah biasanya akan menggunakan sejenis sabun dicampur kapur atau kandungan alkali yang tinggi untuk pemutih rambut mereka sampai menjadi pirang, berlaku juga untuk kumis dan janggutnya. Kemungkinan perawatan ini juga membantu mereka dari masalah yang sering dihadapi oleh kaum lainnya di Eropa yaitu kutu.

Disamping mereka yang menyukai warna rambut pirang, mereka juga menyukai pakaian yang berwarna terang seperti biru muda, kuning dan merah.




 
10. Mereka juga menerapkan Gaya Hidup Sehat 



Dibandingkan kaum Eropa lainnya, Menu makanan merekalah yang paling seimbang dan sehat karena mereka suka makan ikan terutama ikan kod yang mengandung banyak omega 3 dan mereka juga makan berbagai sereal dan sayuran, Mereka makan hanya makan 2 kali sehari yaitu siang dan malam.




11. Hey Wassup!




Mereka memiliki cara untuk menyapa seseorang, Setiap kali bertemu dengan orang Viking lainnya mereka akan berkata "hey wassup!", Wassup yang digunakan oleh anak muda pada masa ini sebenarnya berasal dari budaya mereka.. hey wassup!




12. Mereka juga suka Ber-Musyawarah 



Orang-orang Viking sangat diplomatik dan suka berdiplomasi, Jika ada seorang pemimpin yang semena-mena, jahat atau kejam, dibentuklah satu dewan dari tiap kubu dan pemimpin tersebut akan dapat hukumannya yaitu dibuang. Hal ini terjadi pada raja bernama Eric si Janggut Merah yang suka dengan kekerasan sampai orang Viking sendiri tidak suka dengannya, dia pun dibuang dari Norwegia dan Islandia.




13. Prajurit Berserker


Sudah di ketahui kalau bangsa ini adalah bangsa yang sangat besar sekali. Disaat mereka berhasil mereka selalu memberikan suatu kebanggaan kepada diri atas semua keberanian yang ada di saat menjalani suatu perperangan. Senjata mereka sangat kuat, seperti kapak, pedang dan juga tombak, maka dari itu banyak yang menggambarkan mereka dengan menunggang kuda membawa kapak besar.

Dari adanya cerita yang sudah berikan suatu cerita yang sebutkan kalau di dalam pasukan dari bangsa Viking ada pasukan khusus yang lebih sering disebut Berserker. Pasukan ini lebih sering tidak menggunakan baju besi untuk perang, badanya besar bertubuh tegap wajahnya yang sangat menyeramkan, mereka sangat kejam dan bengis. Sebelum mereka melakukan penyerangan mereka mabuk dahulu.





14. Norsemen dan Nama Viking

Viking adalah suatu nama yang sangat legendaris sampai saat ini, akan tetapi nama viking tersebut baru digunakan di masa saat ini saja. Pada zaman dahulu, orang-orang sudah menyebut mereka sebagai bangsa Norse/Norsemen yang dikenal sebagai penyembah dewa Odin, Thor dan Loki. 

Kata dari Viking tersebut berasal dari kata "Vik" yaitu nama suatu kota yang menjadi pusat dari perompak, semua orang yang berasal dari kota tersebut memang ditakuti banyak orang. Jadi orang Viking seringkali tidak mengakui sesama Viking. Bahkan, mereka mungkin tidak menyebut diri mereka seorang Viking.










sumber:
  • http://www.thepatriots.my/fakta-menarik-mengenai-viking-yang-anda-perlu-tahu/
  • http://www.history.com/news/history-lists/10-things-you-may-not-know-about-the-vikings
  • http://ruangkabar.com/kisah-misteri-nyata-fakta-yang-terpendam-dari-kejamnya-bangsa-viking/

.

Jumat, 09 Januari 2015

10 Fakta Menarik tentang William sang Penakluk



September 1066, seorang Bangsawan Normandia, William, mendarat di Sussex bertekad untuk mengklaim Kepulauan Inggris. Pendakiannya atas tahta Inggris kemudian mengantarnya menapaki era baru dan selamanya mengubah budaya, bahasa dan identitas negeri itu. 

Berikut 10 fakta tentang salah satu penguasa yang paling berpengaruh dalam sejarah Eropa.


1. Meskipun berbicara dengan dialek Perancis dan dibesarkan di Normandia, salah satu wilayah kekuasaan Perancis, William dan penduduk Normandia lainnya merupakan keturunan Skandinavia. Salah satu moyang Wiilliam, Rollo, menjarah bagian utara Prancis bersama sesama perampok Viking pada abad awal abad ke-9 dan ke-10. Mereka akhirnya menerima wilayahnya sendiri, Normandia, sebagai imbalan atas perjanjian perdamaian.

2. Lahir dari perkawinan antara Robert I, Duke Normandia, dan seorang wanita bernama Herleva, William kemungkinan besar dikenal sebagai William Si Bajingan dalam sebagian besar hidupnya. Para pengkritiknya terus menggunakan Nama itu bahkan setelah ia mengalahkan Inggris pada Pertempuran Hastings dan memperoleh gelar William Sang Penakluk. 

3. Ketika William hendak melamar Matilda dari Flanders, cucu Raja Prancis Robert II, Matilda malu-malu kucing, mungkin karena tindakan kasar William yang telah dilakukan kepadanya atau ia sudah menjalin hubungan dengan pria lain. Menurut legenda, William pernah menjambak Matilda dari kudanya di jalan. Tetapi, ia tetap setuju untuk menikah dengan William dan melahirkan 10 anak sebelum kematiannya pada tahun 1083, yang menyebabkan William mengalami depresi berat.

4. Selama pengepungannya di Alençon, sebuah kota yang disengketakan di perbatasan Normandia, pada akhir 1040-an atau awal 1050-an, penduduk setempat konon menggantung kulit hewan di dinding rumah mereka. Mereka mengolok-olok William demikian karena kakeknya berprofesi sebagai seorang penyamak. Untuk membalas olok-olok tersebut, William kemudian memotong tangan dan kaki mereka. 

5. William tidak berbicara dalam bahasa Inggris ketika ia naik tahta dan ia gagal untuk menguasai bahasa Inggris meskipun sudah berusaha―seperti sebagian besar bangsawan saat itu, ia juga buta huruf. Berkat invasi Normandia, bahasa Perancis menjadi bahasa pengantar di pengadilan Inggris selama berabad-abad dan memberi bahasa Inggris kata-kata baru.

6. Badut yang berada sampingnya selama invasi Inggris dan turut mengangkat semangat pasukan William dengan menyanyikan lagu heroik. Ketika mencapai garis musuh, ia bermaksud mengejek orang-orang Inggris dengan juggling pedangnya dan segera terbunuh, memulai pertempuran bersejarah.

7. Pernah digambarkan sebagai tegap dan sehat, William tampaknya mengalami obesitas. Raja Philip dari Perancis bahkan menyamakan dirinya dengan seorang wanita hamil yang akan melahirkan. Menurut beberapa laporan, William begitu kecewa pada ukuran badannya sehingga ia menciptakan diet menurut versinya sendiri, namun gagal.

8. William meninggal setelah kudanya terjunggal dalam pertempuran tahun 1087. Ia terlempar, perutnya menghantam pelana hingga ususnya pecah. Infeksi kemudian membunuhnya beberapa minggu kemudian. Ketika imam mencoba memasukkan William ke dalam sebuah peti batu yang ternyata terlalu kecil, mereka mendorong perut William sehingga meledak. Para pelayat berlarian, menghindari bau busuk.

9. Setiap raja Inggris yang mengikuti William, termasuk Ratu Elizabeth II, dianggap sebagai keturunan raja kelahiran Normandia. Menurut beberapa genealogists, lebih dari 25 persen dari populasi Inggris juga terkait dengannya, termasukAmerika yang masih memiliki hubungan darah dengan Inggris.

10. William, nama kuno Perancis ini terdiri dari unsur Jermanik ("wil," bermakna keinginan, dan "helm," yang berarti perlindungan), diperkenalkan ke Inggris oleh William Sang Penakluk dan dengan cepat meluas. Pada abad ke-13, itu adalah nama paling umum yang dipakai pria Inggris. Saat ini pun masih berada dalam sepuluh besar.





.

Minggu, 02 November 2014

Perang Salib: Tinjauan Historis dari Perspektif Kristen



Menggambarkan perjumpaan Islam dan Kristen dalam sejarah dapat diberi dua warna yang mencolok yakni warna kelam yang meliputi pertentangan, kecurigaan, permusuhan bahkan perang. 

Warna yang kedua warna cerah yang meliputi kehidupan bersama dalam hubungan yang damai, saling percaya dan memperkaya. Kedua warna ini lahir sebagai konsekwensi dari interaksi yang tak terhindarkan dan sadar atau tidak dialami oleh kedua belah pihak. 

Perjumpaan Islam dan Kristen bukan dimulai sejak perang salib. Jauh sebelumnya bahkan pada masa Nabi Muhammad s.a.w telah dicatat perjumpaan tersebut. Perluasan kekuasaan islam dengan cara militer (perang) sampai ke daerah-daerah kristen seperti pendudukan Spanyol bagian selatan dan daerah-daerah di Italia, Sisilia dan Perancis bagian selatan menimbulkan konsekwensi-konsekwensi tertentu, misalnya saja tersingkirnya kekuasaan lama oleh penguasa baru. 

Di Spanyol, bangsawan Visigoth terpaksa melarikan diri setelah pendudukan Dinasti Islam atas Spanyol. Namun dipihak lain sebuah kehidupan antarbudaya dan antaragama tidak dapat dielakkan. Montgomery watt mencatat bahwa masa sebelum Perang Salib, kaum Muslim, Kristen dan Jahudi di Spanyol dapat hidup berdampingan secara damai, hal ini disebabkan oleh pemahaman bahwa penaklukan Spanyol oleh dinasti Islam tidak dilatarbelakangi oleh semangat keagamaan bahkan sebaliknya menurut Watt gagasan-gagasan yang dominan pada waktu itu bukanlah gagasan keagamaan dalam hal ini Islami melainkan gagasan Arab sekular.

Perang Salib merupakan salah satu peristiwa pemberi warna kelam dalam perjalanan sejarah perjumpaan Islam dan Kristen, warna kelam ini tidak jarang mempengaruhi hubungan Islam Kristen hingga dewasa ini. Oleh sebab itu sangat penting untuk melihat dan mengambil pelajaran yang berarti dalam peristiwa ini untuk membangun suatu kehidupan bersama yang lebih damai dan jujur.


Motivasi pelaksanaan Perang Salib (1096-1270 M)

Peristiwa perang salib yang berlangsung kurang lebih 3 abad lamanya dan dalam bentuk 7 tahap dilatarbelakangi oleh motivasi yang berbeda-beda. Yang melatarbelakangi perang salib pertama sampai pada perang salib yang ke-3 paling tidak ada 2 faktor yang bagi para penguasa dan elit agama di Eropa dalam hal ini Paus (pimpinan gereja katolik) perlu untuk mengangkat pedang untuk menyatakan perang terhadap kekuatan Islam. Kedua faktor tersebut adalah:

Faktor internal yakni konflik internal Eropa: Sampai pada abad pertengahan, kekristenan (Gereja) bergandengan tangan dan menjalin hubungan yang mesra namun manipulatif dengan kekuasaan politik atau kekaisaran. Hubungan yang demikian praktis melahirkan konsekwensi tersendiri: agama dijadikan alat penglegitimasian kekuasaan dan demikian halnya sebaliknya politik dijadikan sarana untuk mencapai tujuan-tujuan seperti otoritas keagamaan; interes politik menjadi interes agama dan sebaliknya; agama me- dan di- manipulasi oleh politik dan sebaliknya. Kekuatan politik dipakai untuk menghadapi lawan-lawan gereja seperti kelompok yang diklaim sebagai kafir dan kelompok sekte atau heresi.

Kekaisaran Byzantinum dalam ancaman penguasa Islam berbangsa Turki Seljuk dan Byzantinum mengalami kekalahan dalam peperangan tersebut. Akibat dari kekalahan ini, penguasa Byzantinum memohon bantuan militer kepada Paus Urbanus II. Permohonan bantuan ini dilihat sebagai momentum untuk mengatasi konflik antara kedua pusat kekristenan, yakni gereja Katolik dengan pusatnya Roma dengan gereja Orthodox Timur Byzantinum dengan pusatnya Konstantinopel. Dengan kata lain dibalik perang terhadap penguasa Islam ada terselip maksud pemersatuan gereja barat dan timur. Maksud tersebut hingga dewasa ini tidak tercapai, sampai saat ini kedua pusat kekristenan: Gereja Katolik Roma dan Gereja Orthodox Timur masih terpisah.


Faktor eksternal Islam sebagai kekuatan yang mengancam Eropa.
Peradaban Islam pada abad ke –11 tengah mengalami kemajuan yang sangat pesat di hampir dalam segala bidang. Bukan saja arsitektur yang megah melalui bangunan-bangunan mesjid yang luarbiasa indahnya menjadi simbol bangkitnya peradaban Islam dewasa itu, namun di bidang Ilmu Pengetahuan, Astronomi, Filsafat dan Medis pun Islam pernah menjadi parameter dunia. Munculnya nama-nama besar seperti Avveroes (Ibn Rush) sang Filosof yang karya terjemahan dan komentarya terhadap karya Filosof Yunani Aristoteles dipakai oleh para teolog Barat seperti Thomas Aquino, atau sang Dokter ternama Ibn Sinna (Avicienna) yang karyanya digunakan cukup lama di sekolah-sekolah kedokteran Eropa. Bangkitnya peradaban dibarengi dengan perluasan kekuasaan Islam. Hingga Abad ke-11 Islam telah menguasai wilayah-wilayah kekaisaran Byzantinum seperti Suria, Mesir bahkan seluruh daerah Afrika Utara (sampai Marroko). Perluasan kekuasaan ini kearah barat sampai ke Spanyol Selatan dan kearah timur, Islam menguasai wilayah-wilayah seperti Rusia bagian selatan (Transoxania) bahkan telah menguasai Asia Tengah sampai ke Afganistan.

Bagi Eropa kenyataan ini melahirkan kekaguman disatu pihak dan ketakutan dipihak lain. Ada pemahaman bahwa Islam telah menguasai separuh dunia. Penguasa dan pimpinan agama Kristen di Eropa hampir kehilangan nyali menghadapi kekuatan Islam yang bangkit pada masa itu. Islam dilihat sebagai bahaya yang mengancam eksistensi Eropa secara budaya maupun religi. Keberhasilan penguasa eropa untuk merebut kembali wilayah-wilayah Spanyol selatan seperti Toledo tahun 1085 dan Sisilia tahun 1091 melahirkan kepercayaan diri yang baru akan kekuatan Eropa untuk menghadapi kekuatan Islam.


Faktor lainnya adalah keberadaan Yerusalem. Sebelum perang salib yang pertama (sampai awal abad ke-11), Yerusalem berada dibawah kekuasaan Islam dalam hal ini dinasti Fatimiyya. Meskipun demikian Yerusalem masih menjadi tempat Ziarah yang paling populer bagi umat Kristen Eropa secara khusus pada abad ke-11. Pelaksanaan ziarah ke Yerusalem diberitakan mengalami gangguan dari pihak-pihak perampok. Dengan kata lain keamanan pelaksanaan ziarah ke kota suci tidak dapat lagi dijamin. Hal ini dilihat oleh pimpinan Gereja Katolik Roma untuk bentindak memberi keamanan kepada para peziarah bukan dengan cara damai melainkan dengan kekerasan yakni perang untuk merebut kota suci tersebut.

Motivasi perang salib ke-4 sampai ketujuh adalah merebut kembali Konstantinopel dan mempertahankan Yerusalem sebagai kota suci umat Kristen. Upaya ini gagal: Islam berhasil merebut kembali Yerusalem pada tahun 1244 dan mulai saat itu Yerusalem berada dibawah pemerintahan Islam sampai pembentukan negara Israel 1948 (dan sampai saat ini keberadaan Yerusalem menjadi persoalan yang serius antara palestina dan Israel); kemudian Konstantinopel jatuh ketangan dinasti Usmaniyya dan menjadi bagian dari Negara Turki sampai dewasa ini.



Dari Yerusalem ke Konstantinopel

Ekspedisi militer tentara Salib yang pertama tiba dipantai Levant tahun 1096 dan menduduki Yerusalem dan beberapa daerah-daerah sekitar. Perang salib I ini berlangsung 3 tahun lamanya (1096-1099). Tahun 1144 salah satu daerah yang diduduki oleh tentara salib yakni Edessa direbut kembali oleh penguasa Islam yakni Atabeg dari Mosul. Perebutan ini menjadi alasan bagi pecahnya perang salib yang kedua 3 tahun kemudian yakni tahun 1147. Tentara salib mengalami kekalahan pada perang salib ke-dua. Tampilnya pemimpin kharismatik Islam sultan Salahuddin al-Ayyubi (sultan Saladin) yang berhasil mempersatukan Mesir dan Syria dibawah kekuasaannya berhasil pula memukul telak tentara salib dan merebut kembali kota suci Yerusalem pada tahun 1187.

Perebutan kembali Yerusalem oleh Sultan Saladdin dilihat oleh penguasa kristen barat sebagai malapetaka yang harus dijawab dengan perang salib berikutnya (ke III). Perang salib ke-3 tidak membuahkan kemajuan yang berarti sehingga pada akhirnya penguasa barat mengalihkan perhatian mereka ke Konstantinopel. Perang salib yang ke-4 dalam rangka merebut kembali Konstantinopel yang diduduki oleh penguasa Turki Seljuk. Peperangan yang brutal diakhiri dengan penguasaan tentara salib atas Konstantinopel tahun 1204. Sementara itupun upaya untuk mengambil alih Yerusalem tetap dilaksanakan setelah masa Sultan Saladin, tentara Salib pernah menduduki Yerusalem namun sangat singkat dan pada akhirnya Yerusalem kembali jatuh ditangan penguasa Islam.

Ketiga phase perang salib yang terakhir mencatat kekalahan dipihak tentara-tentara Kristen barat. Berakhirnya perang salib ditandai dengan keberhasilan penguasa Mamluk mengambilalih sisa-sisa daerah-daerah yang masih diduduki oleh tentara salib. Secara garis besar perang salib yang berlangsung 3 abad lamanya telah mencatat kegagalan dipihak barat melawan kekuatan Islam.



Akibat: Ketegangan dan saling memperkaya
Tidak dapat disangkal bahwa warna kelam dari peristiwa tragedi kemanusiaan yang berkepanjangan ini telah memberi kontribusi yang cukup dominan dalam kelanjutan hubungan dan perjumpaan pengikut kedua agama besar ini di dunia. Goseran sejarah ini pun pernah bahkan bagi sebagian orang di Indonesia masih mewarnai hubungan umat Islam dan Kristen, meskipun secara tidak langsung masyarakat Indonesia tidak terlibat didalamnya, namun kedua agama yang dibawa ke Indonesia telah memiliki catatan sejarah yang kelam.

Namun tidak dapat disangkal pula bahwa perang salib telah melahirkan paradigma baru dalam hubungan Islam-Kristen. Bersamaan dengan hadirnya tentara-tentara salib didaerah-daerah Islam, berlangsung pula hubungan dagang antara wilayah-wilayah Kristen Eropa dengan pedagang Islam Arab. Hubungan ini anehnya tidak terputus akibat perang salib, malahan berjalan beriringan. Disamping itu fenomena yang lebih menarik lagi adalah kenyataan akan hubungan Islam dan Barat dalam bidang Ilmu Pengetahuan. Pada masa-masa perang salib inilah terjadi peningkatan penerjemahan karya-karya Arab seperti karya-karya agung dari Averoes dan Ibn Sinna kedalam bahasa latin. Pada masa inipun semangat dari pihak barat untuk mempelajari karya-karya ilmiah Arab semakin meningkat.

Pada masa ini pula untuk pertama kalinya al-Qur'an diterjemahkan kedalam bahasa Latin untuk lebih memahami apa sebenarnya agama Islam itu. Penerjemahan buku-buku teologi Islam kedalam bahasa latin menjadi dasar dan landasan terbentuknya studi khusus tentang Orientalisme.



Kesimpulan
Yang menarik untuk dikaji adalah Yerusalem bagi bayak ahli sejarah dilihat sebagai faktor yang cukup dominan dalam penggagasan perang salib, namun kelihatanya cukup sepele dan sederhana kalau upaya pengamanan peziarah yang dikedepankan dalam menggagas perang salib tersebut terutama jika dibandingkan dengan pengorbanan daya dan dana yang dibutuhkan untuk ekspedisi militer pada waktu itu. 

Kami lebih melihat bahwa isu Yerusalem dijadikan pemicu semangat para tentara salib sementara faktor penentu dalam hal ini adalah murni politik yakni upaya pembentengan diri dari ancaman yang sudah semakin mendekati jantung kekuasaan Eropa disatu sisi dan disisi lain adalah interes internal politik gereja (katolik) untuk menyatukan negara-negara kristen katolik yang pada saat itu tengah berperang. Sehingga perang salib digunakan sebagai alat untuk menyatukan gereja kristen barat (Roma) dan timur (konstantinopel).

Isu agama yang kedua namun sentral adalah simbol salib. Salib dijadikan simbol utama yang mewarnai seluruh ekspedisi militer berdarah tersebut tidak lain untuk membangkitkan semangat tentara salib untuk menjalankan tugas yang hampir tidak masuk akal tersebut jika melihat kondisi infrastruktur dan jarak antara Eropa dan timur tengah dewasa itu demikian halnya jika memperhatikan kekuatan Islam pada waktu itu. Untuk membangkitkan semangat para tentara salib supaya banyak orang Kristen bersedia ikut dalam barisan militer salib, maka Paus mengeluarkan surat penghapusan dosa bagi para tentara yang ikut berperang dengan menjanjikan keselamatan bagi mereka jika mereka mati syahid dalam pertempuran salib.

Salib yang dalam pemahaman iman Kristen adalah simbol perdamaian, dimana melalui Salib Yesus Kristus telah mengorbankan diriNya untuk perdamaian dunia, Salib juga merupakan simbol kehidupan, dimana Yesus Kristus telah mati di Kayu Salib agar supaya manusia dapat memiliki hidup yang berharkat dan bermartabat. Simbol ini telah disalahgunakan bahkan dihianati oleh para pemimpin gereja Katolik . Salib telah dibalikkan menjadi simbol peperangan, penindasan manusia, kematian bahkan penghancuran kehidupan yang dibela oleh Kristus sendiri.

Secara keseluruhan kami melihat perang salib merupakan salah satu konsekwensi dari hubungan yang mesra dan manipulatif antara agama dan politik sehingga agama dalam kedekatannya dan keterikatannya dengan kekuatan politik tidak lagi mampu untuk keluar dari lingkaran yang menyesakkan untuk kembali memfungsikan diri sebagai kekuatan pendamai, kekuatan transformatif, kekuatan yang menghidupkan bahkan kekuatan yang memanusiakan. Dalam kondisi semacam itu agama menjadi atau dijadikan kekuatan yang manipulatif dan akibatnya adalah jatuhnya korban manusia yang tak terhitung jumlahnya dan kemanusiaan tercabik-cabik. Ini yang kami maksud dengan pelajaran yang dapat kita petik dari warna sejarah yang kelam untuk tidak lagi mengulangnya hari ini dan di kemudian hari.






Sumber: http://www.oaseonline.org/
.

Rabu, 29 Oktober 2014

Barbarossa, Pahlawan Muslim yang dijadikan Propaganda jahat Barat



Anda yang gemar membaca komik Asterix dan anda yang pernah menonton film ‘Pirates of The Carribean’, tentu ingat karakter jahat ‘Barbarossa’ bukan? 



Sejak zaman imperial, aneka macam karya fiksi Eropa dan Amerika biasa menggunakan nama Barbarossa untuk menamai karakter seorang penjahat –biasanya seorang bajak laut jahat. 



Makna negatif Barbarossa terus dipropagandakan hingga zaman sekarang, meski di dalam setting-setting yang berbeda. Tak ada asap jika tak ada api, kebiasaan para penulis fiksi Eropa dan Amerika ini tentu ada sebabnya.



The Barbarossa Brothers

Pada abad ke-15 masehi, di Laut Mediterania ada dua bajak laut bersaudara yang disebut The Barbarossa Brothers. Kedua tokoh ini menjadi legenda dalam dunia ‘per-bajak-laut-an’ dan merupakan tokoh bahari yang sangat ditakuti orang-orang Eropa pada zamannya. Kebiasaannya ialah membajak barang-barang berharga yang diangkut oleh kapal-kapal milik kerajaan-kerajaan Eropa yang melintasi Laut Mediterania. Awak kapal yang dibajak biasanya diberi dua pilihan; mati karena melawan atau hidup dengan menyerah secara sukarela.

Siapakah sebenarnya Barbarossa yang sangat ditakuti oleh orang-orang Eropa selama berabad-abad itu? Mengapa hingga zaman sekarang nama itu terus menghantui benak dan pikiran mereka?

Barbarossa bukanlah sebuah nama. Barbarossa merupakan kata dalam bahasa Latin –gabungan dari kata barber (janggut) dan rossa (merah). Jadi Barbarrossa berarti janggut merah. Barbarossa merupakan julukan yang diberikan oleh para pelaut Eropa kepada kakak-beradik Aruj dan Khairuddin dari Turki. Kedua kakak beradik ini hanyalah pelaut-pelaut biasa yang rutin berlayar di wilayah perairan Yunani dan Turki.




Awal Gerakan Barbarosa

Pada suatu hari, tanpa sebab yang jelas, kapal milik keluarga mereka diserang secara brutal oleh kapal militer Knight of Rhodes (Paladin). Dalam peristiwa ini, adik bungsu Aruj dan Khairuddin tewas terbunuh. Aruj dan Khairuddin sangat terpukul dengan kematian adik bungsu mereka. Sejak saat itu, mereka melakukan aksi bajak laut kepada semua kapal-kapal militer milik kerajaan-kerajaan Kristen. Aksi-aksi mereka sangat menggemparkan dan membuat mereka ditakuti militer Kristen. Aruj dan Khairuddin pun kemudian dikenal sebagai The Barbarossa Brothers Pirates karena keduanya berjanggut merah.

Kaum Eropa menyebut Barbarossa sebagai bajak laut, meskipun tidak ada bendera hitam dan tengkorak yang menjadi simbol bajak laut. Bendera yang dipasang Aruj dan Khairuddin di kapal mereka adalah sebuah bendera berwarna hijau berisi kaligrafi doa Nashrun minallaah wa fathun qariib wa basysyiril mu’miniin, ya Muhammad, empat nama khulafaur rasyidin, pedang Zulfikar dan bintang segi enam Yahudi (Bintang David). Awak kapal yang dipimpin kedua bersaudara ini terdiri atas orang-orang Islam dari bangsa Moor, Turki, dan Spanyol, serta beberapa orang Yahudi.




Pada tahun 1492 M, Andalusia yang sejak tahun 756 M dikuasai oleh Daulah Khilafah Islamiyah, jatuh ke tangan Pasukan Salib yang terdiri atas pasukan gabungan Aragon dan Spanyol. Dalam peristiwa penaklukan Andalusia ini, jutaan orang Islam dan Yahudi tewas dibantai pasukan yang dipimpin Raja Ferdinand II dari Aragon.




Perjuangan Jihad Barbarosa


Peristiwa itu mengubah haluan misi dendam Aruj dan Khairuddin menjadi misi Jihad Islam. Bahu-membahu bersama sekelompok milisi bangsa Moor, mereka kemudian menyelamatkan puluhan ribu Umat Islam dari Spanyol ke Afrika utara (Maroko, Tunisia dan Aljazair). Kemudian mereka membangun basis pertahanan laut di Aljazair untuk menghadang gelombang serangan Pasukan Salib dari jalur Afrika Utara menuju Tanah Suci Palestina.

Khalifah Islam saat itu, Sulaiman I, mendengar cerita-cerita heroik Barbarossa bersaudara. Sulaiman I sangat kagum pada heroisme mereka. Karena prestasi mereka di lautan, akhirnya Sulaiman I mengangkat Aruj dan Khairuddin sebagai Kapudan Pasha (Panglima Angkatan Laut) Khilafah Islamiyyah untuk membenahi Angkatan Laut Daulah Khilafah Islamiyah yang amburadul.




Adu Domba Pihak Spanyol

Pada tahun 1518 Spanyol berhasil menghasut Amir kota Tlemcen (Tilmisan) untuk melancarkan pemberontakan kepada kepemimpinan Aruj. Aruj kemudian menyerahkan pemerintahan Aljazair kepada Khairuddin untuk sementara. Lalu ia memimpin pasukan untuk berangkat ke Tlemcen. Hati Aruj sangat pilu karena ia malah berperang dengan saudara sendiri sesama Muslim. Akibatnya ia kurang berkonsentrasi dan pasukannya kocar-kacir. Aruj sempat lolos, namun banyak pasukannya yang tertangkap. Karena hubungan emosionalnya dengan anak buahnya, Aruj kembali ke Tlemcen untuk bertempur dan ia gugur dalam pertempuran tersebut.

Dengan gugurnya Aruj, kepemimpinan Angkatan Laut Daulah Khilafah Islamiyah beralih ke tangan Khairuddin. Spanyol mengira bahwa era kejayaan Barbarossa di Laut Tengah telah berakhir. Lalu, dengan percaya dirinya, Spanyol mengirim 20.000 tentaranya ke Aljazair. Pertempuran hebat pun terjadi, namun Khairuddin berhasil menghajar pasukan laut tersebut.




Sejarah dan Kehebatan Pasukan Janissari

Guna meminimalisir ancaman dari negeri sekitar Aljazair, selain ancaman utama Spanyol, Khairuddin kemudian meminta kepada Khalifah Sulaiman I agar kekuasaan Amir Tunisia dan Tlemcen dialihkan kepadanya. Sulaiman I pun setuju. Pada 1519, Khalifah mengangkat Khairuddin sebagai beylerbey (Bakhlair Baik) atau wakil Khalifah untuk wilayah Aljazair dan sekitarnya. Kemudian Khairuddin juga ditugasi memimpin pasukan-pasukan elit Daulah Khilafah Islamiyah, Pasukan Janissary.


Dalam masa kepemimpinan Khairuddin, Pasukan Janissari berhasil melakukan banyak penyelamatan Umat Islam di Andalusia. Tercatat mereka melakukan 7 kali pelayaran dengan 36 buah kapal untuk mengangkut Umat Islam Spanyol yang diburu bagai hewan oleh Ferdinand II dan Pasukan Salibnya.

Pertengahan dekade 1520-an, Pasukan Darat Janissari yang dipimpin langsung Khalifah Sulaiman I berhasil memenangkan semua pertempuran darat. Pada saat bersamaan, Pasukan Laut Janissary di bawah pimpinan Khairuddin juga berhasil mengontrol lalu lintas pelayaran di Laut Tengah sepenuhnya. Kondisi ini membuat Pasukan Salib Kristen Eropa menjadi pusing tujuh keliling.




Awal Mula Minuman Capucchino


Dalam suasana putus asa, pada tahun 1529 di pulau Penon, Spanyol menembakkan meriam ke menara masjid saat Adzan sedang berkumandang. Maka terjadilah peperangan hebat di Penon dan setelah 20 hari pulau tersebut berhasil dikuasai kembali oleh Khairuddin. Sementara di daratan, Sulaiman I membombardir Wina (Ibukota Austria) dengan dua kali serangan namun keduanya gagal. 

Pasukan Islam yang mundur dari pertempuran meninggalkan beberapa karung kopi yang kemudian mengubah aturan Paus Roma yang sebelumnya mengharamkan minuman yang biasa diminum kaum muslim itu. Kemudian mereka menyebut minuman itu sebagai dengan nama cappuccino.

Pada tahun 1535 Pasukan Salib Gabungan Spanyol dan Genoa di bawah pimpinan Charles V dan Andrea Doria (Knight of Malta) menyerang Tunisia dengan kekuatan 25.000 orang pasukan dan 500 kapal. Pertempuran pun berjalan tidak imbang hingga Tunisia pun jatuh ke tangan Spanyol. Pada tahun-tahun selanjutnya, Khairuddin Sang Barbarossa mengalami banyak kekalahan. Namun ia berhasil menduduki kepulauan Beleares dan merampas kapal-kapal Portugis dan Spanyol di selat Gibraltar.




Akhir Gemilang Barbarossa Sebelum Tutup Usia
Tahun 1538, Pasukan Salib Gabungan Italia-Spanyol menyerang Preveza yang saat itu merupakan pelabuhan penting di Laut Tengah. Andrea Doria memimpin 40 kapal dan Barbarossa hanya memimpin 20 kapal. Namun dengan kecerdikannya, Barbarossa memecah armadanya ke tiga arah dan menjebak Pasukan Andrea Doria di tengah untuk kemudian membombardir armada Andrea Doria habis-habisan. Andrea Doria dan armada lautnya pun lari dari pertempuran. Walau begitu, Khairuddin tak mengejarnya karena ia tak ingin berperang di laut lepas, mengingat kapal-kapal armada laut Spanyol mempunyai peralatan yang lebih canggih. Apalagi ia hanya memimpin 20 kapal.

Tiga tahun kemudian, Pasukan Salib Gabungan Spanyol-Genoa kembali menyerang Aljazair dengan kekuatan 200 kapal. Mereka sengaja melancarkan serangan di luar musim berlayar, untuk menghindari pertemuan dengan Pasukan Barbarossa. Rakyat Aljazair di bawah komando Hasan Agha berjuang sekuat tenaga untuk mempertahankan Aljazair. Charles V dan Andrea Doria yang memimpin serangan tak mengira bahwa pertahanan dan strategi perang Hasan Agha sangat matang, sehingga armadanya pun kacau-balau. Ketika itu pula tiba-tiba badai laut dahsyat menghantam Laut Mediterania. Andrea Doria dan Charles V berhasil selamat, dan kembali ke negerinya dengan kekalahan pahit.

Tahun 1565, dalam usia senja, Khairuddin Barbarossa memimpin pasukan untuk merebut Malta dari tangan Knight of St. John. Namun dalam pertempuran itu, Khairuddin gugur. Kemudian Khairuddin dimakamkan di Istanbul. Di dekat kuburannya didirikan masjid dan madrasah untuk mengenangnya. Hingga kini makam tersebut masih terawat untuk menjadi bukti kepahlawanan Khairuddin alias Barbarossa yang namanya masih ditakuti bangsa Eropa hingga zaman sekarang.






Sumber: http://www.eocommunity.com/showthread.php?tid=30615
.