Tampilkan postingan dengan label Peristiwa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Peristiwa. Tampilkan semua postingan

Rabu, 21 November 2018

Fakta, Latar Belakang, dan Penyebab Perang Dunia 1

Meskipun sudah berlalu cukup lama, namun mengulas tentang fakta perang dunia 1 menjadi hal yang menarik. Hal ini karena perang dunia 1 menjadi sebuah sejarah peradaban manusia yang tentu tak dapat dilupakan. Terdapat banyak sekali kerugian yang dirasakan oleh masing-masing negara yang terlibat pada perang dunia 1. Bahkan ribuan nyawa harus melayang dalam perang tersebut. Ada banyak sekali fakta perang dunia 1 yang mungkin tidak diajarkan di buku-buku sejarah tingkat Sekolah. Namun beberapa peneliti berhasil mengungkapkan beberapa fakta perang dunia 1 yang tentu menarik untuk diulas.



Penyebab Perang Dunia 1

Sebelum mengulas lebih jauh mengenai fakta perang dunia Satu, ada baiknya jika Anda memahami penyebab terjadinya perang dunia I. Adapun beberapa penyebabnya adalah sebagai berikut:

Muncul Aliansi Pertahanan Antar Negara

Pada masa itu, negara-negara di seluruh benua Eropa membuat perjanjian yang akhirnya memunculkan aliansi pertahanan antar negara. Isi dari perjanjian tersebut adalah ketika negara sekutu diserang oleh negara lawan, maka aliansi negara harus turut membantu. Beberapa Aliansi pertahanan antar negara terbentuk sebelum meletusnya perang dunia 1 adalah Serbia dan Rusia, Prancis dan Rusia, Jerman dan Austria-Hungaria, Jepang dan Inggris, serta Prancis, Inggris, dan Belgia.

Ketika itu, Austria-Hungaria menyatakan akan berperang melawan Serbia. Kemudian Rusia sebagai sekutu Serbia terlibat perang untuk membela Serbia. Jerman yang kala itu melihat pergerakan Rusia akhirnya juga menyatakan akan menyerang Rusia.

Kemudian Prancis turut menyerang Austria-Hungaria dan Jerman. Jerman menyerang balik Prancis melalui Belgia sehingga membuat negara Inggris ikut terpicu untuk berperang melawan Jerman. Jepang kemudian membantu Inggris dalam perang dunia 1.

Militerisme

Penyebab perang dunia 1 yang selanjutnya adalah di awal abad ke-20, negara-negara di Eropa sedang berlomba-lomba dalam hal persenjataan. Pada tahun 1914, Jerman tercatat sebagai negara dengan kekuatan militer paling besar. Di samping itu, Inggris juga sedang mengembangkan kekuatan militer mereka. Terjadinya peningkatan kekuatan militer inilah yang akhirnya memicu meletusnya perang dunia 1.

Semangat Nasionalisme

Negara di seluruh Eropa pada masa itu sedang gencar membuktikan dominasi masing-masing negara. Hal ini pulalah yang menjadi salah satu latar belakang perang dunia 1.

Fakta Perang Dunia 1 yang Menarik untuk Diulas

Seperti yang dijelaskan di atas, sebagian besar dari kita mungkin belum begitu memahami tentang fakta perang dunia 1 yang terbilang unik. Setidaknya ada beberapa fakta yang perlu Anda pahami tentang perang dunia 1. Di antaranya adalah sebagai berikut:

Terjadinya Ledakan di Prancis yang Terdengar di London

Tim penambang bekerja rahasia menggali terowongan di bagian bawah parit selama perang terjadi. Tujuannya adalah untuk meledakkan tambang di sana. Ledakan tersebut akhirnya menghancurkan baris depan Jerman yang terkenal sangat kuat. Saking besarnya, ledakan itu terdengar hingga di London, sekitar 140 mil jauhnya.

Kecurigaan Amerika terhadap Jerman

Di Amerika, muncul kecurigan yang tinggi terhadap Jerman. Bahkan semua yang berhubungan dengan Jerman ‘dimusnahkan’ dari Amerika. Mulai dari dibunuhnya anjing-anjing gembala Jerman, larangan menggunakan berbagai nama-nama yang berhubungan dengan Jerman, hingga pemusnahan buku-buku Jerman. Warga Amerika pada masa itu juga dilaran menggunakan Bahasa Jerman. Padahal Bahasa Jerman merupakan Bahasa paling banyak kedua yang digunakan di Amerika saat itu.

Baca Juga: 5 Kesalahan Hitler Selama Perang Dunia

Majunya Ilmu Kedokteran Modern

Fakta Perang Dunia 1 yang cukup menarik adalah ilmu kedoteran modern yang mulai berkembang. Pada perang dunia 1, banyak sekali wajah tentara yang rusak akibat peluru sehingga sebagian besar mereka menggunakan masker ketika kembali dari medan perang. Hal ini yang kemudian memicu ilmu operasi plastik.

Warna Kulit Perempuan Menjadi Kuning



Pada perang dunia 2, warna kulit perempuan menjadi kuning. Ini adalah salah satu fakta perang dunia 1 yang terbilang unik. Alasannya karena wanita pada masa itu banyak yang bekerja untuk membuat TNT atau bahan peledak. Terlalu banyak terkontaminasi oleh mesiu, akhirnya para wanita di sana menderita penyakit kulit yang beracun.

Terciptanya Cerita Dr. Doolittle

Fakta perang dunia 1 yang terakhir adalah munculnya cerita Dr. Doolittle. Cerita tersebut lahir dari Hugh Lofting yang tak mau menulis cerita menyeramkan tentang kejamnya perang terhadap anak-anak. Sebaliknya, cerita Dr. Doolittle menyajikan cerita yang sangat inspiratif pada masa itu.

Fakta dan Latar Belakang Perang Dunia 1

Setidaknya itulah fakta perang dunia 1 yang terbilang cukup unik. Dengan begitu, pada kesempatan kali ini Anda juga paham mengenai latar bekang perang dunia 1 yang memang harus diketahui. Semoga ulasan kali ini bermanfaat bagi Anda.

Selasa, 24 Maret 2015

Tenggelamnya Port Royal, Kota para Bajak Laut




Port Royal adalah sebuah kota yang pernah menjadi pusat perkapalan dan perdagangan di Jamaika pada abad ke-17 M. Pada saat itu, kota ini menjadi kota paling kaya sekaligus paling terkutuk di seluruh dunia. 



Disebut terkutuk karena moral penduduk di kota ini sudah sebegitu hancur dan menjadi sarang bajak laut yang ingin menyimpan dan menghabiskan harta mereka, Pada abad ini pula, kerajaan Inggris Raya secara aktif mendorong bahkan membayar para buccaneer yang tinggal di Port Royal untuk menyerang kapal Spanyol dan Perancis yang sedang berlayar.

Sebuah gempa bumi berkekuatan besar menghancurkan kota ini pada tanggal 7 Juni 1692, menyebabkan 2/3 bagian dari kota tenggelam ke Laut Karibia hingga 25 kaki (sekitar 8 meter) di bawah permukaan laut. 


Setelah peristiwa tersebut, para arkeologis yang menyebut kota ini sebagai kota yang tenggelam (City that sank). Berbagai artifak dan harta yang terkandung di dalamnya, menjadikan kota ini sebagai salah satu situs arkeologi bawah laut paling penting di dunia barat (Western hemisphere)



Port Royal adalah sebuah kota yang terletak di ujung sebuah spit (bentuk lahan yang terbuat oleh endapan pasir dari gerakan pasang surut) sepanjang 18 mil yang dikenal sebagai Palisadoes, di mulut Kingston Harbour, di tenggara Jamaika. Didirikan pada tahun 1518, dengan cepat tumbuh menjadi pusat perdagangan paling penting di Laut Karibia karena posisinya yang strategis di jalur perdagangan antara 'Dunia Baru' dan Spanyol



Sebuah lukisan yang menggambarkan sebuah gempa dahsyat pada tahun 1692 yang menenggelamkan sebagian Kota Port Royal Image Source : Ancient Origin (www.ancient-origins.net)

Ketika Inggris resmi mengangkat privateers untuk menyerang kapal musuh di Karibia, sebagai bagian dari strategi pertahanan, bajak laut dari seluruh dunia berkumpul di Port Royal untuk melegitimasi perdagangan mereka. Segera Port Royal menjadi terkenal untuk kegiatan bajak laut, perjudian, prostitusi, dan minuman keras yang akhirnya dicap sebagai "kota paling keji di bumi" .

Kejayaan Port Royal tidak berlangsung lama. Pada puncak kejayaannya, sebuah gempa bumi besar mengguncang Jamaika pada tanggal 7 Juni 1692. Air laut menelan kota dan menewaskan lebih dari 2.000 orang dan melukai 3.000 lainnya, Para tokoh agama menggambarkan kehancuran Port Royal sebagai hukuman Tuhan atas dosa-dosa mereka.

Orang-orang Eropa pertama yang mendarat di Jamaika adalah orang-orang Spanyol di bawah pimpinan Christopher Columbus di tahun 1494. Spanyol mempertahankan kontrol atas pulau selama 146 tahun, sampai invasi Inggris di tahun 1655 M. 


Sebagai solusi untuk masalah pertahanan mereka, maka Gubernur Inggris mengundang para bajak laut ke Port Royal memberi mereka surat resmi "surat marque" untuk pergi menyerang kapal-kapal dan koloni-koloni Spanyol, Strategi ini terbukti sangat sukses dan membuat Spanyol banyak kehilangan kapal-kapal mereka, Karena kapal-kapal suplai sering dijarah, Spanyol susah payah memberikan koloninya barang-barang manufaktur secara teratur.



Reruntuhan kota Port Royal di dasar Laut Karibia


Port Royal berkembang dengan pesat. Antara 1655 dan 1692, tumbuh lebih cepat daripada kota-kota yang didirikan oleh Inggris di 'Dunia Baru', Pada puncaknya pada tahun 1692, kota ini memiliki populasi 6.500 dan 2.000 bangunan memadati 51 hektar, Penduduknya bebas berfoya-foya membuang uang mereka dalam perjudian, pelacuran dan minuman keras, sehingga kota mendapat reputasi sebagai sarang kejahatan dan kebejatan .


Ketika Charles Leslie menulis tentang Port Royal di tahun 1660-an, ia mendeskripsikan :

"Anggur dan perempuan menguras seluruh kekayaan mereka sedemikian rupa sehingga beberapa dari mereka menjadi menjadi pengemis. Mereka biasa menghabiskan 2000 atau 3.000 piece of eight (dolar spanyol-amerika) dalam satu malam; dan mereka dengan mudah memberi pelacur 500 untuk melihatnya telanjang. Mereka juga biasa membeli anggur satu drum, menempatkannya di jalan, dan mewajibkan setiap orang yang lewat untuk meminumnya."

Kejayaan Port Royal tiba-tiba berakhir pada 7 Juni 1692 ketika sebuah gempa besar mengguncang kota tersebut, dan segera setelah gempa, gelombang tsunami menghantam kota. Banyak orang yang setengah terkubur akibat gempa, tenggelam oleh gelombang pasang ini, Dalam beberapa menit dua pertiga kota tenggelam ke laut dan lebih dari dua ribu orang meninggal. Lebih buruk lagi, pemakaman yang terletak di luar kota pada Palisadoes menjadi terbuka oleh gempa dan sebagian besar mayat dan kerangka juga meluncur ke laut.





Ilustrasi tenggelamnya kota Port Royal


Setelah bencana itu perlahan kota dibangun kembali, namun tak pernah sejaya sebelumnya, Pada tahun 1735 M sebuah pangkalan angkatan laut Inggris didirikan sekali lagi di Port Royal dalam perjuangannya melawan Prancis. Sekarang, kota Port Royal adalah sebuah desa nelayan kecil. Namun, bagian dari kota yang tergeletak di dasar laut (sedalam 12 meter) dianggap sebagai situs arkeologi bawah laut yang paling penting di belahan bumi barat, menghasilkan banyak artefak-artefak dari abad ke-16 hingga ke-17.




Peta kota Port Royal dulu dan sekarang



Sejak tahun 1950-an para penyelam telah menjelajahi dan mengkatalogisasi kota yang tenggelam ini. Akses khusus dari pemerintah diperlukan untuk menyelam di daerah reruntuhan Port Royal, tetapi banyak item yang telah diangkat dari dasar laut kini dapat dilihat di Museum Sejarah dan Etnografi di Institute of Jamaica di Kingston.



Berikut ini adalah ilustrasi kota Port Royal yang di buat dengan kemampuan komputer yaitu CGI :

















Kota Port Royal yang megah dan begitu terkenalnya bisa tenggelam ke dalam laut karena 'kenikmatan' dunia yang ia miliki, Ini adalah suatu pelajaran hidup bahwa kita sebagai manusia sudah sepatutnya tidak menghamburkan uang seenak kita, pikirkan orang sekitar dan juga orang yang membutuhkan. Lebih baik memanfaatkan uang tersebut untuk kepentingan orang banyak daripada memhamburkan uang kesana-sini..







sumber:

  • http://www.kaskus.co.id/thread/54f386330e8b46c74a000000/?ref=homelanding&med=hot_thread
  • http://en.wikipedia.org/wiki/Port_Royal
  • http://whc.unesco.org/en/tentativelists/5430/
  • http://www.ancient-origins.net/ancient-places-americas/underwater-pirate-city-port-royal-001946
  • http://www.bbc.com/news/world-latin-america-18601357
  • http://www.ancient-origins.net/ancient-places-americas/underwater-pirate-city-port-royal-001946


.

Senin, 16 Maret 2015

Sekilas tentang Perang Dingin



Tidak semua pertempuran dilakukan medan perang. Ketika saling tidak percaya dan dorongan untuk menang begitu memuncak, maka perang berubah menjadi uji kekuatan tekad dan perlombaan senjata dengan taruhan besar dan bisa mematikan.

Perang diam tersebut dapat berlangsung selama beberapa dekade, mempengaruhi tidak hanya negara yang berkonflik, tetapi juga seluruh dunia.

Perang yang dimaksud di sini adalah Perang Dingin yang hendak dibahas lebih lanjut dalam artikel ini.




Asal Mula Perang Dingin

Alasan terjadinya sebuah konflik seringnya bukan hanya terdiri dari satu faktor sederhana.

Begitu pula dengan Perang Dingin. Waktu terbaik untuk mempelajari konflik ini adalah dengan memulainya pada tahun 1917 atau pada saat pecahnya revolusi di Rusia.


1. Tsar terakhir Rusia, Nicholas II dipaksa turun oleh rakyatnya sendiri. 


Pada bulan Oktober tahun yang sama, Partai Bolshevik menggulingkan pemerintahan sementara dan memulai perang saudara antara kelas atas dengan para pekerja dan petani Rusia.

Periode pergolakan ini menandai dimulainya pengaruh komunisme di Rusia dan sebagian Eropa.



2. Komunisme sebagai sistem pemerintahan menjadi titik penting perbedaan antara Rusia dan Amerika yang kapitalis.




Kedua belah pihak selalu curiga terhadap prinsip-prinsip di balik ideologi masing-masing.

Keberhasilan Revolusi di Rusia menjadi indikasi dari potensi kekuatan yang dimiliki komunisme.

Para revolusioner Rusia amat waspada terhadap kapitalisme karena kekuasaan yang berpusat di tangan segelintir, situasi yang mereka alami saat hidup di bawah kekuasaan monarki selama berabad-abad.

Kedua belah pihak terus saling curiga yang diperburuk dengan AS yang memutuskan membantu perlawanan anti-Bolshevik dalam perang sipil tahun 1918.



3. Perang saudara tahun 1918 dimenangkan oleh kaum Bolshevik yang secara agresif menyatakan sistem komunis harus menggantikan monopoli kapitalisme.



Mereka memiliki seorang tokoh kuat, Joseph Stalin, yang dengan tangan besi melanjutkan rezim komunis.

Perbedaan ekonomi juga semakin meruncingkan rasa curiga. AS dikenal mendorong perdagangan internasional dan pertukaran untuk menciptakan ekonomi global.

Di lain sisi, Rusia memiliki pendekatan tertutup pada perdagangan dan bisnis. Mereka khawatir uang dan perdagangan terbuka akan menggerus loyalitas rakyat mereka.




4. Tindakan Jerman di paruh kedua tahun 1930-an lebih melebarkan jarak antara Soviet dan Amerika.



Jerman dan Uni Soviet menandatangani pakta perdagangan material tertentu dan peralatan militer.

Mereka juga sepakat membagi Polandia dan Eropa Timur diantara mereka. Sehubungan dengan hal itu, Polandia diserbu oleh Jerman pada tahun 1939 yang membuat Eropa berada di ujung perang.

Persahabatan yang ditunjukkan Jerman dan Rusia membuat khawatir AS dan sekutunya di Eropa.



5. Jerman menunjukkan sifat aslinya dengan juga menyerang Uni Soviet pada Perang Dunia II. 


Serangan Jerman memaksa Soviet dan Amerika untuk bekerja sama melawan musuh yang sama.

Meskipun Perang Dunia II berhasil mengalihkan perhatian mereka dari persaingan, rasa tidak percaya diantara kedua belah pihak tetap ada.



6. Berakhirnya perang membawa persaingan kembali ke permukaan.




Pembentukan Jerman pasca perang menjadi salah satu sumber ketegangan antara Amerika dan Rusia.

Sementara AS menginginkan sebuah negara liberal dan terbuka, Soviet masih hati-hati dan ingin membentuk negara tertutup ala komunisme.

Aspirasi yang berlawanan tersebut menyebabkan ketegangan berlapis-lapis antara 2 pihak.

Konferensi yang dilakukan pascaperang hanya menegaskan ketidakharmonisan antara AS dan Uni Soviet.

Harry S. Truman yang kemudian menjadi presiden AS membuat sikap Amerika semakin mengeras terhadap Rusia.



7. Uni Soviet lantas mulai mengambil langkah lebih agresif dengan memperluas pengaruhnya di negara-negara terdekat yang berbatasan.



Berbagai aneksasi dilakukan untuk menciptakan negara Blok Timur yang mampu mengakumulasi wilayah luas, material, dan SDM.

Taktik perampasan ini semakin memperburuk hubungan kedua negara. Rusia bahkan tidak puas dengan negara-negara Timur dan berusaha memperluas pengaruhnya ke Yunani, Turki dan bahkan Perancis.

AS membalas tindakan Rusia dengan Doktrin Truman pada tahun 1947 dan menetapkan sikap mereka sebagai kekuatan anti-komunis untuk selamanya.




Awal Perang Dingin

Perang Dingin berlangsung lebih dari 4 dekade dan dimulai setelah berakhirnya Perang Dunia II (1945) serta berlangsung hingga tahun 1991.

Perebutan kekuasaan terjadi antara komunisme dan demokrasi (atau kapitalisme), dengan keduanya berusaha untuk mendominasi yang lain.

Setelah Perang Dunia II berakhir, tidak ada negara Eropa yang cukup kuat sebagai pengimbang AS dan Uni Soviet.

Meski demikian, selama Perang Dingin tak satu pun pihak yang berminat memulai konflik terbuka dan tetap berusaha menghindari terjadinya perang nuklir.




Fakta-Fakta Menarik


1. Setelah Perang Dunia II berakhir, Komunis merebut kekuasaan di Eropa Timur dengan dukungan Tentara Merah dan menduduki bagian-bagian tertentu wilayah Jerman dan Austria (disebut sebagai Jerman Timur).

2. Wilayah Barat Jerman (yang dikenal sebagai Jerman Barat) diperintah oleh Sekutu (AS, Inggris, dan Perancis), dan tetap berada di bawah pengaruh mereka selama hampir 40 tahun.

3. Pemerintah Jerman Timur mendirikan Tembok Berlin pada tahun 1961 untuk mencegah penduduk berpindah dari Jerman Timur ke Jerman Barat.

4. Pada tahun 1949, Jerman Barat berubah menjadi Republik Federal Jerman, dan Jerman Timur yang komunis menjadi Republik Demokratik Jerman.

5. Berlin, khususnya Tembok Berlin, menjadi simbol Perang Dingin dan terpecahnya Jerman serta Eropa.

6. Amerika Serikat mengadopsi kebijakan ‘Containment’ untuk menghentikan komunisme menyebar di bagian lain dunia dan tetap menjadi kebijakan AS selama empat puluh tahun ke depan.

7. Perlombaan senjata nuklir merupakan salah satu aspek paling penting dari Perang Dingin.

Uni Soviet dan Amerika Serikat sama-sama berlomba membangun dan menumpuk persenjataan.

8. Banyak perang di wilayah lain terpengaruh oleh konflik Perang Dingin dengan yang terpenting adalah Perang Korea.

Perang antara Republik Demokratik Rakyat Korea (Korea Utara) dan Republik Korea (Korea Selatan) pada tahun 1950 bisa dipandang sebagai sebuah konflik langsung antara Uni Soviet dan Amerika Serikat

9. Demikian pula Perang Vietnam (1955-1975) bisa dilihat sebagai konflik militer sebagai bagian dari Perang Dingin.

Perang Vietnam merupakan konflik antara Vietnam Utara (didukung oleh sekutu komunis) dan Vietnam Selatan (didukung oleh Amerika Serikat dan negara-negara anti-komunis lainnya).

10. Krisis Rudal Kuba pada tahun 1962 sering dianggap sebagai titik puncak Perang Dingin. Meskipun akhirnya negosiasi mengarah pada kesepakatan, peristiwa ini tercatat sebagai momen paling dekat pada terjadinya konflik terbuka.

11. Sebagai efek Perang Dingin, Non-Proliferation Treaty (NPT) ditandatangani pada tahun 1968. Tujuan perjanjian ini adalah untuk mempromosikan perdamaian dan mencegah penggunaan senjata nuklir.

12. Presiden Richard Nixon dan Leonid Brezhnev menandatangani pakta Strategic Arms Limitation Talks (SALT I) pada tahun 1969. Pakta ini ditujukan untuk menghentikan permusuhan antara kedua negara.

Meskipun SALT II berhasil dinegosiasikan pada tahun 1979, AS tidak meratifikasi perjanjian tersebut karena Uni Soviet menginvasi Afghanistan pada tahun berikutnya.

13. Ketegangan meningkat lagi antara tahun 1979-1985 karena kebijakan anti-komunis keras yang dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat, Ronald Reagan.

14. Reformasi (perestroika dan glasnost) yang diperkenalkan oleh Presiden Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, memiliki kontribusi besar dalam mengakhiri Perang Dingin.

Perestroika secara harfiah berarti restrukturisasi dan glasnost mengacu pada keterbukaan.

Restrukturisasi dan keterbukaan sistem politik Soviet adalah salah satu titik balik yang membantu mengakhiri perang dingin.

15. Pada tahun 1989 dan 1990, pasukan Soviet mundur dari Afghanistan dan Gorbachev setuju untuk penyatuan kembali Jerman.

16. Runtuhnya Tembok Berlin dan bubarnya Uni Soviet pada tahun 1991 menandai berakhirnya Perang Dingin.




Faktor Berakhirnya Perang Dingin

Berikut adalah beberapa faktor penentu berakhirnya Perang Dingin:


1. Gerakan Reformasi Mikhael Gorbachev




Ketika Mikhael Gorbachev berkuasa di Uni Soviet sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis pada tahun 1985, dia tercatat mengubah wajah dunia.

Saat memerintah, Gorbachev berusaha mereformasi Uni Soviet menjadi negara yang lebih demokratis.

Dia juga membuat beberapa perjanjian internasional dan melakukan gerakan yang secara harfiah mengakhiri Perang Dingin, meski harus ditebus dengan runtuhnya Uni Soviet menjadi 16 negara yang berbeda.

Keruntuhan ini tentu bukan sesuatu yang dibayangkan Gorbachev. Namun tanpai inisiatifnya, Perang Dingin mungkin masih akan berlangsung dan semakin berlarut.



2. Kegagalan Ekonomi Rusia

Harga minyak mengalami penurunan pada tahun 1980-an dan secara drastis mempengaruhi pendapatan Uni Soviet pada saat itu.

Hal ini mendorong Gorbachev melakukan beberapa langkah reformatif dengan tujuan mengangkat perekonomian.

Dia memperkenalkan konsep Perestroika (restrukturisasi) dan Glasnost (keterbukaan) untuk melawan ketertutupan yang mengelilingi kerja Pemerintah Uni Soviet.

Selain itu, perlombaan senjata dengan Amerika Serikat membuat ekonomi Uni Soviet semakin mengalami kesulitan.

Semua ini menyebabkan banyak tuntutan reformasi liberal yang akhirnya tidak tertangani dengan baik sehingga memicu gerakan yang akhirnya menghancurkan Uni Soviet.



3. Perang di Afghanistan



Antara tahun 1979 hingga 1989, Soviet membantu Republik Demokratik Afghanistan melawan Mujahidin Afghanistan dan penyusup Arab-Afghan lainnya.

Akhirnya, Amerika Serikat juga ikut terlibat dalam perang ini dengan tujuan tunggal berusaha melawan Soviet.

Biaya perang, kerugian ekonomi, dan hilangnya nyawa selama perang 9 tahun mengakibatkan masyarakat Soviet mendesak pemerintahnya untuk menghentikan perang.



4. Konflik di Berbagai Wilayah Dunia

Setiap kali terjadi konflik antara dua negara, kedua pihak cenderung berusaha mendekati baik Uni Soviet atau Amerika Serikat untuk meminta bantuan.

Akibatnya, hampir seluruh dunia terbagi menjadi dua blok. Hal ini menyeret AS dan Soviet dalam berbagai konflik di berbagai belahan dunia yang tentu membawa masalah bagi kehidupan domestik mereka.

Perekonomian Soviet yang sudah melemah semakin bertambah sulit karena harus membiayai berbagai konflik di seluruh dunia.



5. Komunikasi Lebih Cair antara Uni Soviet dan Amerika Serikat

Untuk berbagai alasan yang berbeda, hubungan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet mulai mencair yang ditandai dengan banyak pembicaraan yang melibatkan kedua negara.

Ronald Reagan, yang merupakan Presiden Amerika Serikat saat itu, sepakat mengadakan beberapa diskusi ekonomi dengan Uni Soviet.

Fokus pembicaraan pada akhirnya bergeser ke upaya pengurangan perlombaan senjata yang telah terjadi selama beberapa dekade sebelumnya.

Tahun 1985 menjadi saksi pertemuan pertama yang diadakan di Jenewa, Swiss, dan menjadi tanda awal berakhirnya perang.

Pertemuan terakhir diadakan di Moskow, di mana Gorbachev dan George HW Bush menandatangani perjanjian pengawasan senjata.

Akhirnya, Perang Dingin secara resmi dinyatakan berakhir di Malta Summit pada tahun 1989.



Akhir Perang Dingin

Presiden AS, George HW Bush, dan Presiden Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, mengumumkan akhir Perang Dingin di KTT Malta pada tahun 1989.

Pada 1990, Tembok Berlin hancur sepenuhnya dan reunifikasi Jerman (membuat Berlin sebagai kota bersatu tunggal) berlangsung.

Pada 1991, Uni Soviet dibubarkan sepenuhnya disusul dengan 15 republik Soviet yang mendeklarasikan kemerdekaan mereka.






sumber:

  • http://www.amazine.co/39023/bagaimana-perang-dingin-berakhir-ini-5-faktor-pendorongnya/
  • http://www.amazine.co/39004/7-penyebab-yang-memicu-terjadinya-perang-dingin/
  • http://www.amazine.co/39000/16-fakta-informasi-menarik-tentang-perang-dingin/
.

Kamis, 05 Maret 2015

Boston Tea Party



Boston Tea Party merupakan sebuah aksi protes yang dilakukan oleh penduduk koloni Amerika melawan penjajah Inggris dengan cara menghancurkan berpeti-peti teh yang berada di tiga kapal di pelabuhan Boston.




Alasan Terjadinya Boston Tea Party

Insiden ini terjadi karena East India Company (EIC) memiliki persedian teh dalam jumlah besar yang tidak bisa dijual di Inggris sehingga membuat perusahaan tersebut hampir bangkrut.

Pemerintah Inggris turun tangan dan meloloskan Tea Act tahun 1773, yang memberikan hak kepada East India Company untuk mengekspor barang langsung ke koloni Amerika tanpa harus membayar pajak yang biasa dikenakan pada pedagang koloni.

Dengan cara ini, EIC bisa menjual barang terutama teh di bawah harga normal sehingga memicu terjadinya monopoli perdagangan yang akan merugikan pedagang lokal.

Kebencian terus berlanjut terutama diantara mereka yang tidak terlibat dalam perdagangan monopoli dengan EIC sehingga tidak merasakan keuntungan dari monopoli perdagangan teh.

Tea Act yang tidak adil lantas memicu gerakan boikot diantara penduduk koloni.

Boikot ini mampu memobilisasi banyak pengikut dan menumbuhkan solidaritas antar koloni dan penduduknya. Wanita bahkan turut serta dalam aksi protes dan boikot.



Rencana dibuat untuk mencegah kapal East India Company untuk berlabuh.

Para agen perdagangan diminta untuk menuruti tuntutan boikot dan meminta kapal yang berisi teh kembali ke Inggris atau menyimpan muatannya di gudang.

Namun, para agen perdagangan di Boston menolak untuk menurut dan tetap bersiap menyambut kapal dagang yang berlabuh meskipun mendapatkan penentangan.



Peristiwa Boston Tea Party

Kapal pembawa teh dijadwalkan berlabuh pada hari Kamis, 16 Desember 1773 di pelabuhan Boston.

Pada malam itu, sekelompok pria berjumlah 30 hingga 300 orang menyamar sebagai Indian Mohawk bertolak menuju Wharf Griffin tempat kapal dagang Inggris berlabuh.

Tiga kapal tersebut adalah The Dartmouth, Eleanor, dan kapal yang baru tiba, Beaver.

Segera, para pemrotes yang menyamar sebagai mohawk dengan cepat mengosongkan berpeti-peti muatan teh dari kapal dan membuangnya ke laut.

Saat pagi tiba, sekitar 45.000 kg teh yang diperkirakan bernilai ₤ 10.000 tertumpah ke perairan pelabuhan Boston.



Reaksi Akibat Boston Tea Party

Boston Tea Party mendapatkan reaksi, baik dari pemerintah Inggris maupun pemerintah koloni.

Benjamin Franklin mengatakan bahwa teh yang telah hancur harus dibayar dan dia bahkan menawarkan untuk membayarnya dengan uangnya sendiri.

Pelabuhan Boston lantas ditutup oleh pemerintah Inggris yang kemudian memberlakukan berbagai undang-undang diantaranya adalah Intolerable Acts atau Coercive Acts atau Punitive Acts.

Namun, berbagai undang-undang ini tidak menyurutkan penduduk koloni untuk melanjutkan aksi perlawanan seperti pembakaran Peggy Stewart.



Boston Tea Party pada akhirnya memicu Revolusi Amerika.

Pada saat itu banyak penduduk koloni di Boston dan negara bagian lain berkomitmen melakukan boikot dengan tidak mengonsumsi teh.





.

Jumat, 27 Februari 2015

Sejarah Dunia Berubah jika 6 Upaya Pembunuhan ini Berhasil




Dunia yang kita kenal sekarang bisa saja berbeda bila upaya pembunuhan di bawah ini berhasil. Tak tanggung-tanggung, yang menjadi target adalah tokoh-tokoh penting dalam pemerintahan, dan punya banyak peran pada sejarah itu sendiri.

Di bawah ini setidaknya ada 6 upaya pembunuhan yang berakhir dengan kegagalan.



1. The Kaplan Incident

Target: Vladimir Lenin



Fanny Kaplan (gambar di atas) adalah seorang politisi revolusioner sewaktu Revolusi Bolshevik. Sayangnya, dia bukanlah seorang Bolshevik, tapi seorang Sosialis Revolusioner dan partainya ditutup Lenin beberapa lama kemudian. Akhirnya, Kaplan memutuskan untuk mencoba membunuh Lenin pada 30 Agustus 1918.

Lenin jelas terselamatkan dari aksi ini, dan Kaplan dipenjarakan beberapa waktu kemudian.

Jika sukses, Revolusi Bolshevik mungkin takkan pernah terjadi, dan para kaum White Russians akan mengambil tampuk pemerintahan secara demokratis. NAZI mungkin bisa saja melanjutkan kekuasaannya ke Timur, mengambil alih seluruh Russia. Singkatnya, jika Sukses: NAZI bisa memenangkan Perang Dunia ke-II.





2. Giuseppe Zangara


Target: Franklin Delano Roosevelt




Pada Februari 1933, F.D. Roosevelt sedang mengadakan sebuah pidatonya karena ia terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat yang akan di-inaugurasi sebulan kemudian. Namun, seorang pembunuh bayaran yang pendek bernama Giuseppe Zangara tiba-tiba mencoba menembakkan pelurunya ke arah FDR.

Sayangnya, Zangara terlalu pendek untuk bisa melewati kerumunan orang di depannya, sehingga ia harus menggunakan sebuah kursi lipat untuk bisa melihat Roosevelt. Menembak dari atas sebuah kursi lipat bukanlah sebuah hal yang mudah, dan memang dia tidak berhasil. Semua orang di sekelilingnya langsung menahan Zangara. Pidato pun berakhir seketika.

Jika berhasil, sebuah efek domino yang dimulai atas diangkatnya Wakil Presiden Garner akan bermain, dan Amerika akan bermain isolasi. Sekutu akan kalah tanpa bantuannya, dan akhirnya, kekuatan lawan akan menjajah Amerika pada 1948.





3. Kyujo Incident


Target: Kaisar Jepang Hirohito




Pertengahan Agustus 1945. Perang Dunia II hampir berakhir, Jepang telah keluar dari Manchuria, dan Hiroshima dan Nagasaki baru saja dibom, dan Kaisar Hirohito sedang memikirkan surat pernyataan menyerahnya kepada Amerika.

Tapi tidak semuanya menginginkan damai. Sebuah organisasi yang terdiri atas Menteri Perang dan Imperial Guard Jepang tidak menginginkan damai. Mereka berencana untuk menghentikan pernyataan Hirohito tentang menyerah, dan mem-broadcast sebuah pernyataan baru bahwa Jepang akan terus berperang, dan rencana ini juga berisi tentang pembunuhan Hirohito.

Untungnya, beberapa petinggi Jepang mengetahui tentang rencana ini dan menyetopnya sebelum terlaksana.

Jika terjadi, Jepang akan jatuh di bawah Operation Downfall milik Amerika, yang isinya menjatuhkan tujuh bom nuklir di Jepang pada 1 November 1945. Artinya, bukan hanya Hiroshima dan Nagasaki yang luluh-lantak, melainkan hampir seluruh Jepang hancur dan jadi limbah nuklir.






4. Pembunuhan Ratu Elizabeth I

Target: Ratu Elizabeth I



Pada 1588, Inggris sama sekali tidak berdaya. Yang menguasai Eropa adalah Spanyol. Tapi Raja Philip dari Spanyol menginginkan lebih, yaitu anaknya menjadi Raja Inggris dan Katolik disebar di pulau itu. Artinya, dia harus membunuh Ratu Elizabeth I.

Maka Spanyol mengirimkan armadanya ke Inggris untuk membunuh sang Ratu dan mengambil kerajaannya. Sayangnya, perencanaan yang kurang baik dan cuaca yang buruk menghabiskan armadanya di tengah laut, sebelum berhasil menyentuh daratan Inggris.

Jika mereka sukses, tidak akan ada Kristen Protestan, karena selama itu Inggris-lah pusatnya. Pembiayaan untuk negara koloni Dunia Baru akan terhenti, tidak akan ada UK. Dan tanpa UK, tidak akan ada Revolusi Amerika. Artinya, kalau pun ada negara baru di Amerika, mungkin bukan Amerika Serikat seperti yang dikenal saat ini.





5. The Gunpowder Plot


Target: Raja James I dan Parlemen Inggris




Pada 5 November 1605 beberapa anggota Parlemen Inggris mencoba mengangkat toleransi beragama dengan membunuh Raja James I dan mengobrak-abrik Parlemen. Rencananya amat simpel: bawa beberapa drum mesiu ke parlemen, nyalakan, dan lari.

Jika ini berhasil, sebuah peperangan antar agama akan terjadi di Inggris. Para teroris itu, mereka Katolik, dan anak Raja James I, Pangeran Charles, adalah seorang yang toleran terhadap Katolik dan banyak membantu mereka. Bayangkan apa yang akan terjadi apabila para Katolik itu membunuh ayahnya sendiri.

Raja Charles akan kemudian menjadikan Inggris negara absolut monarki beragama Protestan, dan tidak akan ada operasi Mayflower yang menyebabkan terjadinya Mayflower Compact, akar dari koloni Inggris di Amerika.




6. The Tory Conspiracy


Target: George Washington




Pada 21 Juni 1776, beberapa warga Amerika yang pro-Inggris, atau Tories, berencana membunuh G. Washington dan membangun sebuah tentara Inggris untuk mengambil Amerika. Di dalam konspirasi itu termasuk para bodyguard Washington dan mantan gubernur NYC.

Sayangnya, konspirasi ini gagal karena seorang bernama Thomas Hickey ditemukan melawan negara.

Akhirnya, Hickey digantung dan perang Revolusi dimenangkan Amerika pada Desember 1776. Karisma Washington meneruskan pemerintahan. Tanpa Washington yang berhasil menemukan pengkhianatan ini dan Monsieur Louis dari Perancis, Inggris tentu saja akan mengambil alih Amerika.






sumber: https://vincentandrik.wordpress.com/2013/12/18/sejarah-dunia-berubah-bila-6-upaya-pembunuhan-ini-berhasil/

.

Kamis, 26 Februari 2015

10 Fakta Menarik seputar Perang Sipil Amerika




Perang Sipil Amerika (American Civil War) merupakan perang saudara yang terjadi di Amerika Serikat antara tahun 1861 hingga 1865. Dalam perang ini dua pihak saling berhadapan yaitu Negara Konfederasi (Confederate States of America) dan Pemerintah Federal AS (Union).

Negara Konfederasi Amerika atau ‘Konfederasi’ adalah kumpulan 11 negara bagian Selatan yang tetap mendukung perbudakan dan menarik diri dari pemerintah federal (union).
Fakta tentang Perang Sipil Amerika (1861-1865)

Berikut adalah beberapa fakta dan informasi tentang Perang Sipil Amerika:



1. Perang Sipil Amerika atau Perang Saudara Amerika dimulai pada tanggal 12 April 1861, saat pasukan Konfederasi menyerang instalasi militer AS di Fort Sumter di South Carolina, dan berakhir pada tanggal 9 April 1865 saat pasukan Union memenangkan perang.

Sekitar 6000 pertempuran berlangsung selama perang dan sebagian besar terjadi di wilayah Selatan.



2. Sekitar 2.100.000 tentara berpartisipasi dalam perang membela Union, sementara 1.064.000 tentara berpartisipasi membela Konfederasi.

Korban tewas di kamp Union tercatat sebesar 360.000 orang dengan 110.000 diantaranya tewas di medan perang.

Sementara itu, 260.000 tercatat tewas di kamp Konfederasi dengan 93.000 diantaranya tewas di medan perang.

Lebih dari 10.000 tentara yang mewakili Union berumur di bawah 18 tahun.



3. Ulysses S. Grant memimpin 533.000 pasukan Union setelah dia dipromosikan menjadi Letnan Jenderal pada tahun 1864.

Dia akhirnya terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat ke-18 pada tahun 1869.



4. Selama perang, banyak pertempuran intens yang menyebabkan sejumlah besar korban dalam waktu singkat.

Dalam Pertempuran Shiloh yang terjadi di tepi sungai Tennessee, jumlah korban tewas mencapai 23.700 orang.

Lebih banyak orang Amerika tewas dalam perang ini dibandingkan kombimasi dari perang-perang sebelumnya.

Dalam satu hari, tercatat 12.401 orang tentara Union tewas pada Pertempuran Antietam. Peristiwa tersebut dikenang sebagai hari paling berdarah dalam perang saudara.

Pada Pertempuran Cold Harbor di Virginia, sebanyak 7.000 tentara tewas dalam kurun waktu 20 menit.



5. Pertempuran sengit antara dua kapal perang USS Kearsarge dan CSS Alabama terjadi di lepas pantai Cherbourg, Perancis.

Orang Perancis berkumpul di pantai untuk menyaksikan pertempuran bersejarah tersebut.

Pelukis Perancis Pierre-Auguste Renoir mengabadikan momen ini dalam sebuah lukisan yang kini disimpan di Philadelphia Art Gallery.



6. Senapan tembakan tunggal merupakan senjata paling umum yang digunakan selama Perang Saudara Amerika. Peluru senapan ini diisi melalui laras

80% dari luka yang diderita oleh tentara selama pertempuran disebabkan oleh senjata ini, yang dapat menembakkan tiga peluru dalam satu menit dengan jangkauan sekitar 900 meter.

Bola ‘minie’, peluru ditemukan oleh tentara Perancis, Kapten Minie, juga menyebabkan banyak korban.



7. Meskipun artileri secara ekstensif digunakan dalam perang, hanya 10% dari total korban disebabkan oleh tembakan artileri.

Suara rentetan meriam pada Pertempuran Gettysburg terdengar hingga Pittsburgh yang berjarak sekitar 160 km.

Rata-rata, seorang prajurit membawa 3,5 kg amunisi, termasuk 40 peluru dalam kotak cartridge dan 60 peluru yang dibawa dalam tas.

Selain senapan dan meriam, senjata lain yang digunakan dalam Perang Saudara Amerika termasuk revolver, granat tangan, ranjau darat, pedang, api Yunani dan pedang pendek.



8. Lebih dari 360.000 tentara Amerika Serikat kehilangan nyawa dalam perang ini.

Dari jumlah tersebut, hanya sepertiga yang tewas akibat pertempuran sedangkan dua pertiga sisanya tewas akibat wabah penyakit.

Penyakit yang paling umum diderita selama Perang Saudara adalah tifus, malaria, pneumonia, disentri, arthritis, dan kekurangan gizi.



9. Kampanye Peninsula dan Pertempuran Antietam merupakan pertempuran pertama yang menggunakan korps ambulans terorganisir.

Lebih dari 1100 ambulans digunakan dalam Pertempuran Gettysburg.

Para direktur medis dari pasukan Union melaporkan bahwa semua prajurit yang terluka dibawa keluar medan perang dan diberikan perhatian medis hingga 12 jam setelah perang berhenti.

Red Rover, sebuah kapal perang rumah sakit AL, pertamakali digunakan selama pertempuran Vicksburg.



10. Perang Saudara Amerika akhirnya berakhir pada tanggal 9 April 1865 saat pihak Konfederasi menyerah kepada pasukan Union.

Berakhirnya perang menandai awal dari ‘Era Rekonstruksi’ dalam politik Amerika Serikat dan menjadi momentum diakhirinya perbudakan di Amerika Serikat.






sumber: http://www.amazine.co/23351/10-fakta-informasi-menarik-tentang-perang-sipil-amerika/
.

Minggu, 22 Februari 2015

5 Kemenangan Perang Mengagumkan yang Mungkin Belum Kamu Tahu




Sejarah militer dipenuhi dengan prestasi perang yang luar biasa, dan beberapa prestasi perang ini dicapai meskipun kemenangan mereka memiliki persentasi yang kecil, dimana diatas kertas, seharusnya lawan merekalah yang menang. 


Peperangan ini menceritakan determinasi dan keberanian, yang membawa kemenangan dimana tidak seorangpun yang berpikir bahwa kemenangan tersebut memungkinkan.




1. Peperangan Okehazama, 1560 M




Pada 1500-an, di Jepang masih terjadi perang saudara, dengan para pemimpin lokal berlomba-lomba untuk menguasai seluruh Jepang. Keluarga Oda yang terlihat kurang kuat, dipimpin oleh Nobunaga Oda, pria berumur 26 tahun yang nekat serta tidak dapat diduga-duga, dan beberapa orang mengatakan bahwa dirinya tidak stabil secara mental. 


Pada tahun 1560, Yoshimoto Imagawa yang berasal dari keluarga Imagawa yang jauh lebih kuat mencoba untuk mengambil alih Kyoto, melintasi Owari yang diberada dibawah kekuasaan keluarga Oda. Nobunaga Oda lalu berperang melawan 20.000 prajurit, dimana pasukannya hanya sebanyak 2.000. Terdesak, dirinya lalu mundur ke Zenshoji, sebuah kuil benteng. 

Pada 11 Juni 1560, Nobunaga menyuruh para prajuritnya untuk membuat prajurit tiruan. Saat Yoshimoto menguasai benteng Oda, dirinya lalu berpesta untuk merayakan kemenangan mereka, dengan pemikiran bahwa pasukan Oda tidak akan dapat menahan mereka.

Pada 22 Juni 1560, Nobunaga akhirnya bergerak. Dia dan pasukannya meninggalkan benteng dan menyelinap ke bukit untuk mencari tahu keberadaan musuh. Gerakan para prajurit Nobunaga tertutupi oleh suara hujan dan petir. Tiba-tiba, mereka menyerang musuh yang tidak siap. Yoshimoto sendiri dibunuh saat itu juga tanpa mengetahui apa yang terjadi. Pasukan Oda lalu dapat memenangkan perang tersebut dalam 2 jam.





2. Pengepungan Vienna, 1529 M




Pada 10 Mei 1529, Sultan Sulaiman I dari Kekaisaran Ottoman berhasil mengambil alih Hungaria dari Ferdinand I. setelah Ferdinand meninggalkan Hungaria dan meminta pertolongan saudaranya, Wilhelm von Roggendorf. Wilhelm lalu mengambil alih pasukan yang ada di Vienna dan bekerja sama dengan seorang tentara bayaran Jerman, Niklas Graf Salm. Wilhelm mampu mengumpulkan 20.000 orang dan 75 senjata artileri untuk mempertahankan kota, melawan pasukan Ottoman sebanyak 100.000 orang dan 500 senjata artileri.

Peperangan tersebut berlangsung beberapa bulan, dan ternyata para pasukan Wilhelm juga hampir menangkap Patih Sulaiman. 14 Oktober 1529, pasukan Sulaiman akhirnya mundur dan menderita banyak korban jiwa.





3. Peperangan Tolvajärvi, 1939 M




Peperangan Tolvajärvi adalah bagian dari serangan balasan Finlandia pada awal “Winter War” melawan Soviet.

Para pasukan Soviet yang berjumlah 20.000 orang, 45 tank, dan 150 artileri memaksa 4.000 pasukan Finlandia yang ada di Tolvajärvi untuk mundur. Kolonel Paavo Talvela dari pasukan Finlandia lalu merencanakan serangan balasan terhadap para pasukan Soviet.

Dan pada 12 Desember 1939, serangan balasan dimulai. Sebuah kelompok penyerang dari pasukan Finlandia berhasil membuat para pasukan Soviet kewalahan. Para pasukan Finlandia ini lalu menguasai hotel yang diubah menjadi benteng oleh Soviet, dan membunuh komandan Soviet setelah pertempuran berdarah.

Kemenangan pasukan Finlandia ini adalah kemenangan terbesar, dan juga meningkatkan semangat para prajurit. Mereka juga berhasil menguasai suplai senjata dan membunuh 1.000 pasukan Soviet.






4. Peperangan Bukit Vitkov, 1420 M




Hussite adalah gerakan Kristen Protestan yang menyerang Kristen Katolik. Selama Perang Hussite di Bohemia, sekelompok kecil petani Hussite bertahan dari serangan pasukan Crusader. Pada Februari 1420, 150.000 pasukan Crusader mendatangi kota Prague dan mulai mengepung kota tersebut. Jan Zizka, komandan Hussite, menyuruh semua pasukannya masuk kedalam kota sebelum kota tersebut dikepung.

Pada 12 Juli 1420, para Cursader, dengan pemikiran bahwa kota tersebut dapat dikuasai dengan mudah, mulai menyerang membabi buta. Pasukan kecil Hussite yang bertahan lalu berfokus mempertahankan bukit Vitkov. Dan setelah dua hari, para petani, dengan bersenjatakan benda tajam, mampu mengusir para pasukan Crusader tersebut.






5. Peperangan Cerami, 1063 M




Roger I adalah ksatria Norwegia dan juga Bangsawan dari Calabria yang berhasil melawan Muslim Sisilia dari tahun 1061 sampai 1091, yang pada akhirnya Roger I ini diberikan gelar “Count of Sicily.” Pada 1063, Roger menempati Cerami, pemikiman kecil di Sisilia, dengan 130 ksatria lainnya, saat mereka bertempur melawan pasukan Muslim yang jauh lebih besar di medan perang. Pasukan ini selamat dari peperangan pertama yang berakhir dalam satu hari sebelum pasukan Muslim melarikan diri.

Pada peperangan tersebut, pasukan Norwegia berhasil membunuh sejumlah pasukan Muslim yang banyaknya beberapa kali lipat dari jumlah pasukan Norwegia itu sendiri. Cerami dianggap sebagai puncak kekuasaan Roger dan Paus juga bahkan memberikan para pasukan Norwegia ini panji kepausan keberanian mereka.







sumber: http://segiempat.com/aneh-unik/sejarah/5-kemenangan-perang-yang-paling-luar-biasa/

.

Senin, 16 Februari 2015

Pertempuran Iwo Jima



Iwo Jima adalah sebuah pulau di wilayah Jepang yang terkenal karena menjadi tempat terjadinya Pertempuran Iwo Jima pada Perang Dunia II. Pertempuran ini menjadi penting karena menandai serangan pertama tentara sekutu di wilayah Jepang serta akibat begitu banyak korban yang jatuh.

Pertempuran Iwo Jima juga menjadi latar belakang salah satu foto paling ikonik yang menggambarkan enam orang tentara AS berusaha mengibarkan bendera.

Foto ini lantas memenangkan Hadiah Pulitzer dan sejak itu telah banyak direproduksi di seluruh dunia.

Pulau Iwo Jima terletak di Pasifik Barat. Bagi Jepang, Iwo Jima memiliki arti penting karena berfungsi sebagai peringatan dini tentang serangan bom atau invasi sekutu.

Mengetahui arti penting pulau ini, sekutu berusaha menguasai Iwo Jima sehingga bisa menggunakannya sebagai pangkalan untuk meluncurkan serangan udara.

Setelah banyak perencanaan, serangan bom intens yang diikuti dengan serangan amfibi mulai dilakukan pada bulan Februari 1945.

Pasukan Jepang berusaha mempertahankan Iwo Jima dengan gigih. Pihak Jepang sadar, kejatuhan Iwo Jima akan berarti ancaman langsung ke wilayah nasional Jepang.

Pertempuran Iwo Jima mengakibatkan korban besar di kedua pihak. Sekitar 20.000 tentara Jepang tewas dan hampir 7.000 tentara sekutu kehilangan nyawa, dengan 18.000 lainnya luka-luka.

Tingginya angka korban di pihak Jepang antara lain disebabkan kode kehormatan yang mereka ikuti untuk tidak menyerah dalam kondisi apapun. Mereka bahkan lebih memilih bunuh diri daripada harus ditangkap.

Meski dianggap penting, perebutan Iwo Jima tak luput dari kontroversi. Sebagian berpendapat korban yang jatuh tidak sepadan dengan apa yang diperoleh.

Pengkritik juga menyatakan upaya merebut Iwo Jima lebih diperuntukkan bagi propaganda dibandingkan tujuan militer murni.

Setelah berhasil direbut, Amerika Serikat terus menduduki pulau tersebut dan menjadikannya sebagai pangkalan hingga tahun 1968, sebelum dikembalikan ke Jepang.

Foto terkenal tentang prajurit Marinir dan Angkatan Laut yang berusaha mengibarkan bendera di Iwo Jima mengilhami pembuatan tugu peringatan di Arlington National Cemetery.

Dari enam orang yang tertangkap dalam foto, hanya tiga yang berhasil selamat dari perang.






sumber: http://www.amazine.co/25030/apakah-pertempuran-iwo-jima-fakta-sejarah-informasi-lain/
.