Tampilkan postingan dengan label Senjata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Senjata. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 28 Maret 2015

Pistol dari Masa ke Masa



Pistol seringkali dianggap sebagai senjata kelas dua (sekunder) dalam hal kekuatan bila dibandingkan dengan senjata jenis laras panjang. Keduanya hanya dibedakan oleh jenis situasi adu-tembak saat mereka digunakan, apakah itu jarak jauh atau jarak dekat. 



Senapan laras panjang lebih diuntungkan dalam situasi adu-tembak jarak jauh karena kemampuan akurasi mereka yang bisa mencapai jarak yang jauh, sementara keringkasan dari pistol membuatnya lebih mematikan dalam situasi adu-tembak jarak dekat.

Ada banyak jenis pistol yang beredar, dan masing-masing kemudian dapat dijabarkan ke kategori yang lebih spesifik lagi, akan tetapi lima kategori berikut adalah yang paling umum dan kebetulan sedikit sesuai dengan urutan waktu sejarah pembuatan masing-masing jenis.

1. Single-Shot Pistol




Pistol berjenis ini hanya bisa menembakkan peluru sekali saja, jadi kamu harus melakukan reload sebelum menembak kembali.  Oleh karena itu, berhati-hatilah dengan tembakan pertama tersebut, karena belum tentu ada kesempatan kedua ketika musuh menerjang.

Pistol jenis ini juga merupakan jenis pistol yang pertama kali berkembang sejak pertama kali digunakannya mesiu. Salah satu pistol tertua dari Dinasti Yuan di China adalah juga merupakan pistol jenis Single-Shot yang bentuknya mirip dengan meriam berukuran mini.
Pistol jenis ini bahkan juga digunakan pada pertempuran pedang. Di era kolonialisme, para penjelajah memiliki pistol ini dalam persenjataan mereka.


2. Pistol Laras Ganda



Mereka kemudian mencari cara untuk dapat menembak secara beruntun lebih dari sekali (apalagi ketika tembakan pertama meleset). maka dikembangkanlah senjata berlaras ganda. 

Secara umum, senjata laras ganda adalah senjata yang memiliki dua laras berdampingan (atau terkadang lebih) yang masing-masing larasnya tersebut sudah terisi peluru dan siap ditembakan. Walaupun pistol jenis ini tidaklah lama masa penggunaannya dikarenakan kemunculan pistol revolver, namun cukup banyak dipakai menggantikan pistol sebelumnya
.



3. Revolver



Biasa disebut dengan "Pistol para Koboi", Setelah senjata laras ganda, para perakit senjata akhirnya menemukan bentuk senjata yang dapat menembak banyak peluru secara beruntun. 
Dengan menggunakan silinder berisi peluru yang otomatis berputar setelah senjata tersebut ditembakan, revolver dapat menembakan 5-8 peluru tergantung kapasitas silinder tersebut. 

Pistol ini sangat luas penggunaannya di abad ke-19 bersamaan dengan berkembangnya
Amerika, dan hingga kini pistol revolver pun masih memiliki penggemarnya sendiri karena teknologinya tidak lantas termakan zaman oleh kemunculan pistol-pistol baru.


4. Pistol Semi-Automatic



Pistol semi-automatic adalah pengembangan berikutnya dari pistol revolver, dengan konsep yang sama yakni pistol yang terkokang secara otomatis setelah tembakan sebelumnya, namun dengan mekanisme yang berbeda.
Pistol jenis ini telah menjadi senjata utama bagi berbagai kesatuan polisi dan senjata sekunder bagi para tentara.




5. Pistol Modern


Perkembangan senjata kemudian menghasilkan bentuk-bentuk senjata yang sulit dimasukan ke dalam kategori pistol secara sederhana, namun juga bukan merupakan senapan laras panjang. 

Biasanya hal itu diakibatkan oleh mekanismenya yang terlalu canggih dan otomatis mendekati mekanisme senapan, atau bentuknya yang terlalu besar dan berat.






sumber: https://disqus.com/home/discussion/mbdc/seri_pengetahuan_umum_jenis_jenis_pistol/
.

Kamis, 26 Maret 2015

11 Jenis Sniper yang digunakan Pasukan Elite Indonesia




Beragam senapan sniper di gunakan di lingkungan TNI saat ini. Beda dengan polri yang hanya memiliki satuan 1 gegana dan Detasemen 88 Anti Teror.

Sniper yang di gunakan lebih aman, yaitu Armalite AR-10T buatan Amerika Serikat. Sebenarnya tidak efektif bagi sebuah Korps. berikut parade sniper yang digunakan TNI-Polri.



1. REMINGTON 700


Inilah salah satu senapan sniper terbaik di dunia. Dikembangkan dari keberhasilan Winchester 70, Remington 700 belakangan di pilih lagi saat AS butuh sniper baru, M24 Remington mengembangkan model 700 sejak 1962, ketika Winchester menolak permintaan Marinir AS untuk penggantian Laras. Charlos Hatchock termasuk pengguna model 700.

Nama : Remington 700
Kaliber : 7,62 x 51 mm
Sistem : Bolt Action
Berat : 4,08 kg kosong tanpa telescope
Panjang : 1,662 mm
Laras : 660 mm
Pengguna : Marinir




2. GALIL GALATZ/99 R



Ide dasarnya tak lain senapan serbu AB Israel Galil AR. Lewat proses publikasi lahirlah Galil Galatz. Tak sukses pendahulunya galatz konon punya akurasi rada payah. Selain itu, ongkos produksinya juga mahal. Meski sempat di produksi banyak, IMI terpaksa merilis versi lanjutnya Galil 99r sistem otomatis.

Galil Galatz 99 Israel
Nama : Galil 99R
Kaliber : 7,62 mm
Panjang : 111,5 cm
Laras : -
Berat : 6,4 kg
Sistem : Semi outo
Magasen : 20
Pengguna : Kostrad





3. SPR-1,2 & 3


SPR alias Senjata Penembak Runduk buatan PT. Pindad Indonesia ini sudah menjadi standar TNI. Secara keseluruhan, semua persyaratan sudah dimiliki. Mulai dari laras yang panjang, teleskop dan bipod yang ampuh membidik target dengan jaminan akurasi dan stabilitas tinggi. Hanya sayang, body masih menggunakan kayu.

Nama : SPR-1
Kaliber : 7,62 x 51 mm
Laras : 650 mm
Berat : 6,82 kg
Sistem : Bolt Action
Alat bidik : teleskop
Pengguna : TNI






4. SIG SHR 970


Baik varian STR maupun SHR 970, sama-sama dikembangkan dari SHR (Swiss Hunting Rifle) oleh pabrik SIG arms, Swiss. SHR merupakan lightweight Tacicla Rifle, sementara STR Long Range Rifle. Kelebihan SIG 970 adalah kemudahan mengganti laras dan Kaliber. SIG SHR 970 Tactical Rifle Kaliber 7,62mm x 51 mm

Nama : SIG LTR 970
Kaliber : 7,62mm NATO (.308 WIN) atau 300 Win Magnum
Sistem : Bolt Action, rotating bolt
Laras : 690 mm
Berat : 4,43 kg kosong tanpa scope
Panjang : 1.143 mm
Pengguna : Den Bravo 90





5. HECATE II


Tak Banyak satuan TNI memiliki sniper berat sekelas FNH/PGM Ultima Ratio Hacate II. Mengusung kaliber 12,7 mm dan bobot yang berat, pastilah akurasinya bagus. Mungkin karena spesialisasi teror pesawat terbang, bravo 90 memilih Hacate II yang pelurunya anti material.

Nama : Hecate II
Kaliber : 50 BMG (12,7 x 99m)
Sistem : Bolt Action
Laras : 700 mm
Berat : 13,8 Kg
Panjang : 1.380mm
Magasen : 7 Peluru
Pengguna : Den Bravo 90




6. SIG SAUER SSG 3000

SSG 300 dibuat oleh SIG Arms, Swiss dan J.P Sauer Jerman. SSG 3000 dikembangkan dari senapan target sauer200STR. Masih menganut sistem Bolt Action, hanya saja anak pelurunya sudah pake rumah alias magasin.

SSG 3000 Jerman
Nama : SIG Sauer SSG 3000
Kaliber : 7,62 x 51 mm
Panjang : 1.180 mm
Laras : 610 mm
Weight : 6,2 kg
Magasin : 5
Pengguna : Den Bravo 90, marinir






7. BRNO CZ550


Jujur saja, sniper satu ini masih berteknologi lawas. Senjata ini berasal dari Republik Chechnya dan pernah terihat di Markas Kepala Negara , Paspamres. Cz550 merupakan versi modern dari modal 70 dan mauser 98.

Nama : Brno cz 550
Kaliber : 7,62 mm
Sistem : bolt Action
Pengguna : Paspamres





8. ARMALITE AR-10


Detasmen 88 Antiteror Polda Metro Jaya di dapati menggunakan AR-10 bukannya M-24 seperti yang disebut-sebut selama ini. Belum ada prestasi yang bisa disebut. Berhubung masih baru. Tim memasangkan dengan teropong bushnell.

Nama : AR-10
Kaliber : .308 / 7,62 mm (.243 win)
Laras : 610 mm
Berat : 4,72 kg
Sistem : Gas operated, Rotating bolt, semi-auto
Akurasi : 1" groups at 100 yard (93m) dgn ketepatan (1moa)
Pengguna : Den 88 AT Polri




9. STEYR SSG-69


Steyr Mannilicher MOD SSG-69 bolt Action kaliber 7,62 x 51mm diproduksi oleh steyr Daimter puch, swis, sudah menjadi sniper standar AD Austria.

Nama : SSG 69
Kaliber : 7,62 x 51 mm
Laras : 650 mm
Berat : 6,82 kg
Sistem : bolt Action
Alat bidk : teleskop
Pengguna : Yonif Linud 328




10. SIG SG 550


Dibuat oleh SAN Swiss ARMS (sekarang anggota dari grup SIGARMS). Sniper SG 550 sangat cocok untuk penembakan jarak menengah dan digunakan oleh polisi antiteror. Karena sangat mudah di operasikan dan mempunyai akurasi yang baik.

Nama : SG-550
Kaliber : 5.58 mm Nato (.223 Rem)
Sisitem : Gas, semi-auto
Laras : 650 mm
Berat : 7,02 kg
Panjang : 1.130 mm
Magasin : 5,20,30
Pengguna : Marinir





11. DANEL NTW 20


Ini dia senjata sniper ketiga kelas berat yang dimiliki indonesia, tak ayal senjata sniper hasil rancangan Tony Neophytou / Afrika selatan membuat indonesia kesengsem membeli senjata ini bayangkan saja ia berhasil menciptakan Heavy sniper rifle yang bisa memuntahkan dua tipe peluru.

Cukup dengan mengganti laras maka NTW 20 bisa di pakai untuk melontarkan peluru 14,5 mm Rusia atau kaliber 20 mm. bukan itu saja NTW 20 juga mengadopsi laras dan bolt dari desain meriam otomatis vektor GA1

Nama : NTW 20
Kalier : 20 x 8,5 mm MG151 atau 14,5 X 114 mm Rusia
Panjang : 1,79 m/2,015 m
Berat : 26/29 Kg
Pengguna : Taifib 1 Marinir






sumber:
  • http://www.lihat.co.id/2013/08/11JenisSenjataSniperyangDimilikiPasukanEliteIndonesia_19.html
  • http://m.kaskus.co.id/thread/54af95e0a09a399e158b4576

.

Senin, 23 Maret 2015

Sejarah Perkembangan Peluru Senjata Api



Peluru pada awalnya merupakan bola timah yang berukuran lebih kecil dari lubang laras senapan. Peluru kemudian dibungkus dalam kertas tambalan sehingga peluru tetap berada di depan bubuk mesiu. 

Karena jika peluru tidak berada di depan bubuk mesiu maka akan berisiko menyebabkan laras senapan meledak. Peluru tidak dibuat lebih pas dengan lubang laras senapan karena menyebabkan peluru lebih sulit untuk diisikan, terutama setelah lubang laras dipakai untuk menembak sebelumnya. Dan karena alasan ini, senapan awalnya tidak digunakan untuk tujuan militer.



Peluru "kerucut" pertama dirancang oleh Kapten John Norton dari Angkatan Darat Inggris pada tahun 1823. Peluru Norton memiliki cekungan pada dasarnya sehingga ketika ditembakkan dasar peluru akan menjadi lebih luas karena pengaruh tekanan agar peluru lebih stabil ketika melesat di dalam laras senjata. Dewan Ordnance Inggris menolak rancangan peluru tersebut karena mereka lebih percaya dengan peluru berbentuk bola yang telah digunakan selama 300 tahun.




Seorang pembuat senjata api berkebangsaan Inggris yang bernama William Greener menemukan peluru Greener pada tahun 1836. Peluru buatannya sangat mirip dengan peluru buatan Norton kecuali bahwa cekungan pada dasar pelurunya dilengkapi dengan sebuah sumbat kayu sehingga dapat memaksa dasar peluru untuk melebar dan peluru pun dapat meluncur dengan baik di dalam laras senjata dan ditembakkan dengan lebih akurat. Pengujian membuktikan bahwa peluru Greener sangat efektif tetapi peluru rancangannya juga ditolak untuk penggunaan militer karena dinilai terlalu rumit untuk dibuat.

Bola timah lunak yang disebut "Minié Ball" diperkenalkan pertama kali pada tahun 1847 oleh Claude Étienne Minié, Seorang kapten di Angkatan Darat Perancis. Minié Ball buatannya ini sangat mirip dengan peluru Greener. Peluru tersebut berbentuk kerucut dengan cekungan di bagian dasarnya, dan dilengkapi dengan sumbat besi kecil. Ketika ditembakkan, sumbat besi akan mendorong rongga cekungan di bagian dasar peluru, sehingga memperbesar sisi peluru yang menyebabkan peluru meluncur dengan baik di dalam laras senjata.




Pada tahun 1855, Inggris menggunakan Minié Ball untuk senapan Enfield mereka. Minié Ball pertama kali digunakan secara luas dalam Perang Saudara di Amerika Serikat. Sekitar 90% dari korban medan pertempuran dalam perang ini disebabkan oleh Minié Ball yang ditembakkan dari senapan.

Antara tahun 1854 dan 1857, Sir Joseph Whitworth melakukan serangkaian percobaan panjang dengan menggunakan senapan dan menemukan bahwa sebuah peluru akan lebih efektif jika dibuat dalam bentuk yang lebih kecil dan memanjang. Peluru Whitworth dibuat agar sesuai dengan alur dari senapan mekanis. Senapan Whitworth tidak pernah diadopsi oleh pemerintah, meskipun digunakan secara luas untuk tujuan perlombaan menembak antara tahun 1857 dan 1866.

Sekitar tahun 1862, W.E. Metford melakukan serangkaian percobaan lengkap pada peluru dan senapan, dan menemukan sistem penting senapan ringan dengan ditambahkan spiral pada laras senapannya, dan peluru yang lebih keras. Senapan dan peluru buatannya ini akhirnya diadopsi untuk dipakai oleh tentara Inggris.

Perubahan penting berikutnya dalam sejarah peluru terjadi pada tahun 1882, ketika Mayor Eduard Rubin, direktur di Laboratorium Swiss Army di Thun, menemukan peluru terselubung tembaga. Permukaan timah pada peluru yang ditembakkan dapat meleleh karena suhu panas dan gesekan dengan laras senapan. Karena tembaga memiliki titik lebur yang lebih tinggi, dan lebih keras, peluru terselubung tembaga dapat ditembakkan dengan kecepatan yang lebih tinggi.

Kemajuan Eropa dalam ilmu aerodinamika mengilhami pembuatan peluru Spitzer. Pada awal abad ke-20, sebagian besar tentara dunia mulai berpindah memakai peluru Spitzer. Peluru ini dapat ditembakkan untuk jarak yang lebih jauh, lebih akurat dan lebih bertenaga.




Kemajuan terakhir dalam bentuk peluru adalah "ekor perahu", basis efisien untuk peluru Spitzer. Desain ekor perahu akan mengurangi gesekan dengan udara dengan cara mengalirkan udara sepanjang permukaan peluru. Kombinasi pertama peluru Spitzer dengan peluru perahu-ekor dilakukan oleh seorang letnan kolonel Desaleux yang bernama Balle "D". Peluru ini diperkenalkan sebagai amunisi militer standar pada tahun 1901, untuk senapan Lebel Perancis 1886.






sumber: http://tau-sejarah.blogspot.com/2013/02/sejarah-perkembangan-peluru-senjata-api.html
.





Minggu, 22 Maret 2015

Pistol Walther P38



Walther P38 adalah pistol semi-otomatis yang dikembangkan untuk penggunaan selama Perang Dunia II. Senjata ini diproduksi untuk melayani kebutuhan pasukan Nazi Jerman.

Pada akhir tahun 1930-an, pistol yang digunakan oleh militer Jerman adalah Luger Pistole Parabellum. Namun, Luger merupakan senjata mahal dan memiliki keterbatasan produksi. Melihat kondisi ini, militer Jerman memerlukan pengganti segera.

Desain P38 didasarkan pada pistol Walther sebelumnya yaitu Pistole Armee. Pihak Jerman menerima desain senjata baru ini pada tahun 1938 dan P38 mulai diproduksi tahun berikutnya.

Pada awalnya, P38 dirancang dan diproduksi sebagai senjata 9 mm meskipun sebagian P38 dibuat dalam berbagai kaliber lainnya.

Walther memproduksi P38 hingga tahun 1945. Namun, pada tahun 1957 militer Jerman ingin menggunakan senjata ini lagi dan menugaskan Walther untuk melanjutkan produksi.

P38 yang diproduksi dari tahun 1963 sampai akhir abad 20 ditandai dengan “P1.”






Sebagai aturan umum, Walther P38 menggunakan 9x19mm amunisi Parabellum. Namun, terdapat varian P38 yang menggunakan 7.65x21mm Parabellum dan .22 cartridge Long Rifle. Varian tersebut, terutama 7.65 Parabellum merupakan jenis langka.




Karena sejarah yang dimilikinya, P38 banyak diinginkan oleh kolektor. Kolektor senjata militer, kolektor senjata Perang Dunia II, kolektor senjata Jerman menganggap P38 menjadi bagian penting dari koleksi mereka.

Meskipun P38 diproduksi hingga awal tahun 2000, kebanyakan kolektor tertarik pada jenis yang diproduksi selama Perang Dunia II. P38 terlihat cukup sering tampil dalam film-film perang sehingga menambah popularitas senjata ini.





Spesifikasi
  • Weight : 800 g (1 lb 12 oz)
  • Length : 216 mm (8.5 in)
  • Barrel length : 125 mm (4.9 in)
  • Cartridge : 9×19mm Parabellum

Performasi

  • Action : Short recoil, locked breech
  • Muzzle velocity : 365 m/s (1,200 ft/s)
  • Effective firing range : Sights set for 50 m (55 yd)
  • Feed system : 8-round detachable single-stack magazine
  • Sights : Rear notch and front blade post



.

Selasa, 17 Maret 2015

Pistol Glock 17



Glock 17 adalah salah satu pistol yang paling banyak digunakan oleh penegak hukum di seluruh dunia, dan juga merupakan senjata pertama yang menggunakan bahan sintetis (bukan logam).



Glock 17 dibuat pertama kali pada tahun 1979. Senjata ini merupakan pelopor penggunaan rangka polimer.

Pada awalnya, banyak pengguna menolak gagasan sebuah pistol yang terbuat dari plastik. Namun, keandalan dan akurasi mengesankan membuat senjata ini segera mendapatkan popularitas.

Glock 17 pada awalnya dibuat saat militer Austria mengumumkan perlunya pistol baru untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Sembilan produsen senjata yang berbeda bersaing untuk membuktikan diri dengan Glock 17 akhirnya memenangkan kompetisi.

Pada tahun 1983, militer dan polisi Austria mengadopsi senjata ini. Setelah itu, tentara Norwegia dan Swedia segera mengikuti.

Dalam beberapa tahun kemudian, berbagai lembaga penegak hukum dan unit angkatan bersenjata di seluruh dunia turut menggunakan Glock 17.

Pada tahun 1985, Glock membuka markasnya di Amerika Serikat dan mulai mengimpor senjata ini dari Austria.

Segera, baik warga sipil dan aparat penegak hukum mengadopsi Glock 17 sebagai senjata pilihan mereka. Saat ini, pistol Glock digunakan oleh 65 % aparat penegak hukum di Amerika Serikat.

Selain itu, Glock 17 juga menjadi pilihan populer yang digunakan oleh warga sipil AS sebagai senjata untuk pertahanan diri.




Glock 17 menggunakan amunisi 9mm atau 9x19mm Parabellum. Magazinenya mampu menampung 17 peluru, sehingga penggunanya tidak harus sering mengisi ulang.

Beberapa negara bagian AS hanya mengizinkan warga sipil untuk memiliki pistol dengan magazine berisi 10 peluru atau kurang.

Untuk memenuhi kebutuhan ini, Glock 17 juga memproduksi varian yang hanya bisa menampung 10 peluru.
Kolektibilitas




Karena Glock 17 adalah senjata modern dan banyak digunakan, nilai kolektibilitasnya terbilang rendah. Namun, rilisan awal dari senjata ini mungkin menarik bagi beberapa kolektor.

Sebagai pertahanan diri, Glock 17 adalah senjata yang ideal karena akurat, dapat diandalkan, dan magazine yang mampu menampung banyak peluru.



Spesifikasi :
  • Cartridge : 9×19mm Parabellum (Glock 17, 18, 19, 26, 34)
  • Action : Short recoil, locked breech, tilting barrel
  • Muzzle velocity : 375 m/s (1,230 ft/s) (Glock 17, 17C, 18, 18C)
  • Effective firing range : 50m (55yard) (Glock 17, 17C, 18, 18C)
  • Feed system : Box magazine
  • Sights : Fixed, adjustable and tritium-illuminated handgun night sights


.

Jumat, 06 Maret 2015

Little Boy dan Fat Man




Bulan Agustus 1945 M menjadi masa-masa yang menegangkan sekaligus menjadi akhir dari peristiwa Perang Dunia II.

Little Boy adalah nama bom atom yang diledakkan di atas kota Hiroshima, Jepang, pada 6 Agustus 1945. Bom ini merupakan senjata nuklir pertama yang digunakan dalam masa perang.

Pemboman Hiroshima diikuti tiga hari kemudian oleh pemboman Nagasaki, yang memaksa Jepang menyerah dan mengakhiri Perang Dunia II.

Pemboman Hiroshima dan Nagasaki menjadi topik kontroversi karena sebagian orang merasa hal tersebut tidak diperlukan sedangkan yang lain mendukung penggunaannya.

Seperti Fat Man, bom yang dijatuhkan di Nagasaki, Little Boy dikembangkan melalui Proyek Manhattan, proyek rahasia selama Perang Dunia II yang didedikasikan untuk menemukan rahasia bom atom sebelum Jerman melakukannya.




Little Boy merupakan sebuah bom uranium dan menjadi ledakan nuklir buatan manusia kedua dalam sejarah. Bom ini dijatuhkan dari Enola Gay, nama julukan pesawat pembom B-29 Superfortress, yang diambil dari nama ibu sang pilot.

Pada ketinggian 580 meter bom diledakkan menggunakan sistem peledakan gun-type yang pada dasarnya menembak batang uranium untuk memicu reaksi nuklir.

Dalam hitungan detik, awan gas super panas terbentuk di atas Hiroshima, diikuti oleh gelombang tekan yang amat kuat. Little Boy sebenarnya lebih lemah dari Fat Man, dengan kekuatan diperkirakan sekitar 15 kiloton TNT.

Namun demikian, efek kerusakan yang ditimbulkannya lebih dahsyat mengingat Hiroshima berada di dataran yang relatif datar, memungkinkan efek ledakan menyebar secara luas.

Diperkirakan 66.000 orang tewas akibat ledakan langsung. Banyak dari korban terbakar sepenuhnya hingga hanya meninggalkan bekas seperti bayangan pada bangunan dan jalan raya. Dalam minggu-minggu dan bulan-bulan berikutnya, banyak lagi korban tewas akibat luka-luka karena ledakan dan kebakaran.

Korban selamat juga mengalami berbagai masalah kesehatan akibat paparan radiasi dengan sekitar 60.000 orang tewas akibat bom di dekade berikutnya.

Penggunaan senjata nuklir di masa perang belum pernah terjadi sebelum Little Boy meledak di atas Hiroshima dan segera memicu diskusi global. 




Fat Man adalah nama sebuah bom atom milik Amerika Serikat yang dijatuhkan di kota Nagasaki, Jepang, pada tanggal 9 Agustus 1945. Enam hari kemudian, Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan secara efektif mengakhiri Perang Dunia II.

Penggunaan senjata atom dalam Perang Dunia II terus menjadi topik kontroversi, dengan sebagian orang berpendapat bahwa penggunaannya diperlukan serta sebagian yang lain menyatakan bahwa hal itu merupakan tindakan yang terlalu jauh.

Apapun pendapat orang, penggunaan bom atom pada masa itu akhirnya mengubah jalannya sejarah manusia.

Ledakan nuklir yang dihasilkan oleh Fat Man merupakan ledakan nuklir ketiga dan penggunaan senjata nuklir kedua dalam peperangan, didahului dengan pemboman Hiroshima tiga hari sebelumnya.

Fat Man memiliki daya ledak setara dengan 21 kiloton TNT, jumlah yang remeh bila dibandingkan dengan senjata nuklir modern, tetapi tetap dengan akibat sangat menghancurkan.

Asal-usul nama “Fat Man” masih menjadi diperdebatkan. Pencipta bom menyatakan bahwa bentuk bom mirip sosok seseorang yang berjongkok, menyerupai seorang pria gemuk duduk di kursi berlengan.

Sedangkan sebagian yang lain berpendapat nama bom ini diinspirasi oleh Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill yang memiliki perawakan besar dan berperan penting dalam PD II.



Apapun asal-usulnya, nama Fat Man sedari awal ditujukan sebagai kode nama sehingga tidak mudah dideteksi oleh musuh.

Fat Man diangkut oleh pesawat pembom B-29 yang dikenal sebagai Bockscar dan dijatuhkan dari ketinggian 550 meter di atas Nagasaki.

Fat Man termasuk dalam kategori “implosion-type device” yang berarti reaksi nuklir dihasilkan oleh pemicu yang meledak ke dalam, menekan inti plutonium untuk membuat ledakan nuklir.

Desain bom ini tidak konvensional dengan sebagian orang tidak yakin bahwa Fat Man akan berfungsi dengan baik.

Ketakutan ini terbukti tak beralasan. Dalam hitungan detik, Fat Man segera meledak, menewaskan langsung sekitar 45.000 orang dan menyebabkan ribuan lainnya tewas dalam minggu-minggu berikutnya karena luka yang diderita akibat ledakan dan kebakaran yang menghancurkan Nagasaki. Dalam setahun, jumlah korban tewas meningkat menjadi 80.000 orang akibat paparan ledakan.

Dalam dekade berikutnya, korban selamat dari bom, yang dikenal sebagai Hibakusha atau “orang yang terkena bom,” juga mengalami berbagai masalah kesehatan akibat paparan radiasi, mulai dari masalah kesuburan hingga kanker.



Melihat dampak kedua bom tersebut yang begitu mengerikan, banyak kritik terhadap penggunaan nuklir sebagai senjata. Banyak orang merasa senjata nuklir begitu dahsyat sehingga tidak boleh digunakan dalam masa perang.

Namun pada kenyataannya, penelitian senjata nuklir terus berlangsung hingga hari ini dengan bom nuklir modern memiliki kekuatan jauh lebih dahsyat dibandingkan Little Boy dan Fat Man.






sumber: 


  • http://www.amazine.co/25306/apa-itu-fat-man-fakta-sejarah-bom-atom-nagasaki/
  • http://www.amazine.co/25311/apa-itu-little-boy-fakta-sejarah-bom-atom-hiroshima/

.

Rabu, 18 Februari 2015

Pistol Colt M1911



Colt 1911 
dirancang oleh Samuel Colt dan John Browning pada tahun 1887. Rancangan senjata dengan sistim magazen tersebut awalnya didisain untuk tentara Amerika yang merasa kewalahan menggunakan revolver kaliber 38 dalam melawan perlawanan suku Moro di Filipina.

Dengan desain baru dan peluru berdiameter lebih besar (kaliber 45), Pistol yang diambil dari bahasa Perancis ‘pistolet’ dirancang untuk memberikan daya hantam (stopping power) lebih besar ketimbang revolver caliber 38 yang saat itu digunakan oleh tentara Amerika.

Pada tahun 1906, desain-desain pistol yang dirancang oleh pembuat senjata Colt, Browning, Luger, Savage, Knoble, Bergmann, White-Merrill and Smith & Wesson, mulai diuji-cobakan di kemiliteran Amerika.

Salah satu rancangan, yakni milik Samuel Colt saat itu menjadi produk terbaik pada ujicoba yang dijalankan pada tanggal 3 Maret 1911. Model tersebut kemudian populer dengan nama Colt 1911.

Pada ujicoba tersebut, pistol desain Colt tersebut lulus menembakkan 6000 peluru dengan penembakan terus-menerus per-100 butir peluru, dengan masa istirahat 5 menit, dan pembersihan pistol setiap 1000 peluru.

Setelah lulus ujicoba tersebut. Pistol tersebut diproduksi secara massal, dan diberi kode seri Colt Model 1911-A1 (atau M1911-A1). Sejak saat itu, desain pistol tidak (atau belum) pernah berubah hingga kini. Colt 1911 tersebut, sering dijuluki “A Mother of All Pistol.”




Spesifikasi :
  • Weight : 2.44 lb (1,105 g) empty, with magazine
  • Length : 8.25 in (210 mm)
  • Barrel length : Government model: 5.03 in (127 mm), Commander model: 4.25 in (108 mm), Officer's ACP model: 3.5 in (89 mm)
  • Cartridge : .45 ACP (11.43 mm)
  • Action : Short recoil operation
  • Muzzle velocity : 825 ft/s (251 m/s)
  • Feed system : 7-round standard detachable box magazine






.

Selasa, 17 Februari 2015

Senapan Thompson



Senapan mesin ringan (submachine gun) Thompson, juga dikenal sebagai Tommy Gun, dirancang oleh Jenderal Amerika, John T. Thompson, pada tahun 1919 M.

Senapan ini menjadi terkenal pada tahun 1920an, saat digunakan oleh banyak gangster ternama seperti Al Capone, Machinegun Kelly, dan John Dillinger.




Ketika sedang mengembangkan senapan mesin ringan, Jenderal Thompson (gambar diatas) ingin membuat sebuah senapan semi-otomatis yang dapat dengan aman dan mudah digunakan dalam situasi pertempuran.

Thompson dan timnya segera menyadari beberapa kekurangan pada prototipe awal dan segera melakukan perbaikan. General Thompson kemudian mengusulkan gagasan “senapan mesin genggam” bukan lagi senapan semi-otomatis.

Senjata baru ini akan memiliki kemiripan dengan Bergmann MP18 dari Jerman yang merupakan senapan mesin ringan pertama.

Pada awalnya, senapan rancangan Thompson disebut Annihilator tetapi berganti nama menjadi Thompson Machine Gun sebelum akhirnya dipasarkan. Salah satu pengguna awal senapan ini adalah US Postal Inspection Service. Mereka menggunakan senjata untuk mencegah perampokan surat.

Korps Marinir Amerika Serikat segera mengikuti menggunakan Thompson, disusul oleh sejumlah lembaga penegak hukum. Senjata itu juga tersedia untuk warga sipil tetapi tidak terlalu populer akibat harganya yang mahal ($ 200 atau $ 2.500 nilai saat ini).

Harga yang mahal dikarenakan senapan ini dbuat dari bahan berkualitas tinggi dan biaya produksi yang tinggi. Namun demikian, Tommy gun tetap diserap oleh sebagian kecil warga sipil, terutama para anggota mafia terkenal pada tahun 1920an.



Para anggota gangster sering membongkar senjata ini dan menyembunyikannya dalam tas biola. Thompson submachine gun digunakan secara luas selama Perang Dunia II dan terus digunakan sepanjang abad ke-20 .

Selama bertahun-tahun, sejumlah varian telah diproduksi termasuk beberapa model semi-otomatis.




Thompson submachine gun menggunakan amunisi .45 ACP, yang merupakan amunisi pistol. Magazine bisa diisi 185 hingga 230 peluru dengan kecepatan rata-rata 330 meter per detik.





Tommy gun kini banyak dicari para kolektor. Senjata ini diinginkan oleh kolektor senjata Perang Dunia II, kolektor senjata militer, kolektor senjata bersejarah, dan siapa saja yang ingin menambah koleksi senjata berkualitas tinggi.

Di Amerika, full-auto Tommy gun diklasifikasikan sebagai senjata NFA sehingga pemilik harus mendaftarkan kepemilikannya pada Bureau of Alcohol, Tobacco, Firearms, and Explosives.



Spesifikasi :
  • Weight : 10.8 lb (4.9 kg) empty (M1928A1), 10.6 lb (4.8 kg) empty (M1A1)
  • Length : 33.5 in (850 mm) (M1928A1) 32 in (810 mm) (M1/M1A1)
  • Barrel length : 10.5 in (270 mm) 12 in (300 mm) (with cutts compensator)
  • Cartridge : .45 ACP (11.43×23mm)
  • Action : Blowback, Blish Lock
  • Rate of fire : 600–725 rpm (M1928), 700 rpm (M1A1), 1500 rpm (M1919)
  • Muzzle velocity : 935 ft/s (285 m/s)
  • Effective firing range : 160 feet (50 m)
  • Feed system : 20-round stick/box magazine, 30-round stick/box magazine, 50-round drum magazine, 100-round drum magazine, (M1 and M1A1 models do not accept drum magazines)



.